Friday, November 20, 2015

Bisnis Komponen Otomotif Nasional Mulai Gulung Tikar

Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mencatat tak kurang dari 10 produsen komponen otomotif gulung tikar menyusul lesunya penjualan kendaraan di Indonesia. Selain penjualan mobil dan motor, faktor yang dinilai turut menjadi katalis negatif terhadap bisnis komponen otomotif ialah adanya desakan perusahaan penyalur komponen atau Original Equipment Manufacturer (OEM) yang memaksa produsen komponen otomotif menekan harga jualnya demi menjaga profitabilitas perusahaan.

Berangkat dari hal itu, asosiasi produsen komponen pun menyesalkan sikap OEM yang memaksa pihaknya untuk mengurangi harga jual di tengah terpaan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dan meningkatnya upah minimum buruh. "Bayangkan saja, tahun ini (selain) menghadapi kenaikan UMR, kita juga merasakan pelemahan Dolar. Tapi tiba-tiba kita diminta untuk mengurangi harga bukan menaikkan harga. Ini kan dijepit dari atas bawah," ujar Ketua Umum GIAMM, Hamdhani Dzulkarnaen ketika ditemui di Kementerian Perindustrian, Kamis (19/11).

Mengacu pada penuturan Hamdani, saat ini terdapat beberapa OEM yang telah meminta GIAMM untuk menurunkan harga komponen lebih dari 10 persen di tengah kenaikan rerata ongkos produksi supplier komponen otomotif di Indonesia yang berada angka 20 persen. Dengan adanya paksaan itu, katanya banyak produsen harus memutar otak untuk tetap menjaga bertahan hidup. Satu caranya dengan menyeimbangkan penjualan bagi layanan purnajual (aftersales service), di mana saat ini porsinya berkisar 20 hingga 30 persen dari total penjualan komponen otomotif.

"Kalau mau diteliti lebih jauh mungkin bisa jadi ada 10 perusahaan yang sudah gulung tikar, tapi saya tidak tahu angka pastinya. Tapi untuk berpindah ke segmen after sales, (sepertinya) agak berat karena biasanya hanya komponen-komponen yang penggunaanya cepat (fast moving) seperti baterai atau filter yang prospek kedepannya bagus," tegas Hamdani.

Sebagai informasi, sampai dengan kuartal III 2015 angka penjualan mobil baru mencapai 760.017 unit, turun 15,24 persen dibanding tahun lalu sebedar 896.724 unit. Sementara di periode yang sama, penjualan sepeda motor juga melemah 20 persen dari 6.052.832 unit ke angka 4.821.191 unit.

Berangkat dari hal ini, Hamdani memaklumi mengenai desakan OEM yang sejatinya dilontarkan untuk menjaga kinerja keuangan perusahaan setelah penjualannya ke Agen Pemegang Merk (APM). Akan tetapi ia meminta perusahaan OEM lebih bijak dalam menentukan harga komponen otomotif. Ini lantaran jajarannya memprediksi angka produksi komponen kendaraan roda dua akan turun 20 persen, sedangkan roda empat turun 25 persen dibanding tahun lalu.

"Kami sadar apa yang mereka lakukan adalah untuk menjaga profitabilitas, tapi kalau kondisi susah ya sama-sama susah lah, jangan kondisi susah, mereka (OEM) masih senang-senang kita yang malah diperas," tandasnya. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta pemerintah segera mengurangi Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPNBM), khususnya terhadap mobil sedan sebesar 30 persen untuk meningkatkan pembelian mobil sedan di dalam negeri.

Desakan untuk menurunkan PPNBM juga dimaksudkan demi menarik minat prinsipal otomotif guna memproduksi mobil sedan di Indonesia. Sekretaris Jenderal Gaikindo, Noergadjito mengatakan jika produksi mobil sedan meningkat, maka Indonesia berkesempatan mengekspor mobil sedan selain Multi Purpose Vehicle (MPV). "Kita memang mau memperbesar penjualan mobil sedan di dalam negeri agar menarik prinsipal untuk produksi sedan di sini. Kalau produksi sedan banyak, maka ada kesempatan ekspor lebih besar, karena permintaan pasar luar negeri saat ini adalah jenis sedan dibanding MPV," jelasnya di Jakarta, Kamis (19/11).

Noergadjito menambahkan, saat ini Indonesia lebih banyak mengekspor MPV dimana pangsa pasarnya lebih sedikit dibanding mobil sedan. Padahal mobil sedan merupakan produk yang lebih banyak diterima oleh pasar luar negeri secara umum.Mengutip data Gaikindo hingga kuartal III, ekspor mobil (completely build-up unit/CBU) tercatat mencapai 163.828 unit. Dari angka tersebut, sebagian besar merupakan jenis mobil MPV yang ditujukan bagi Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Latin.

"Dan upaya memperbesar porsi penjualan sedan di Indonesia ini juga sesuai dengan keinginan pemerintah, dari kemarin mereka bilang seperti itu. Namun sayangnya kebijakan PPNBM tak mendukung. Angka 30 persen itu bikin malas orang beli sedan," jelasnya. Noergadjito menilai, adanya fakta tersebut sangat dipengaruhi oleh pengenaan PPNBM yang dikenakan terhadap mobil MPV yang hanya sebesar 10 persen. Apalagi, tambahnya, masyarakat Indonesia senang menggunakan MPV karena kegunaannya banyak.

Sebagai gambaran, saat ini sebanyak 54,6 persen penjualan mobil dalam negeri hingga kuartal III dikuasai oleh pasar MPV dan Sport Utility Vehicle (SUV). Sedangkan penjualan mobil sedan hanya mengambil porsi 1,9 persen dari penjualan tersebut. "Kami sudah meminta kepada Kementerian Perindustrian untuk mengkaji penurunan PPNBM tersebut, katanya sekarang sedang dibahas di Kementerian Keuangan. Kami harap sih secepatnya agar ada insentif untuk pembelian mobil jenis itu," katanya.

Noergadjito meyakini, jika nanti Indonesia sudah bisa mengekspor mobil sedan maka diharapkan Indonesia bisa merebut pasar yang selama ini dikuasai Thailand. Sebagai informasi, produksi mobil Thailand tahun 2014 menurut Asean Automotive Federation (AAF) sebesar 1,88 juta unit dimana sebanyak 1 juta unit, atau 55,5 persen digunakan bagi pangsa ekspor yang kebanyakan jenis sedan dan SUV.

Sedangkan pada tahun yang sama, produksi mobil Indonesia sebesar 1,29 juta unit dimana 1,22 juta unit ditujukan bagi pasar domestik. Dengan kata lain, Indonesia hanya menyisihkan 5,4 persen untuk pasar ekspor. "Kini terserah pemerintah, kalau mau perbesar ekspor ya kurangi PPNBM," terangnya. Sebagai informasi, hingga akhir tahun nanti Gaikindo berharap bisa menjual 950 ribu hingga 1 juta unit mobil setelah merevisi targetnya dua kali dari 1,2 juta dan 1,1 juta.

Data Gaikindo menunjukkan adanya penjualan mobil sebanyak 760.017 unit pada Januari hingga September tahun ini. Angka tersebut menurun sebesar 15,24 persen apabila dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar 896.724 unit.

No comments:

Post a Comment