Ribuan pengendara transportasi online, Go-Jek, di seluruh kawasan Jabodetabek melakukan aksi mogok massal. "Aksi ini kami lakukan spontan karena tarif yang dibayar perusahaan diturunkan sepihak," tutur Rizky Aji, 27 tahun, pengendara Go-Jek yang melakukan aksi di Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 2 November 2015.
Menurut Rizky, perusahaan milik Nadiem Makarim tersebut secara sepihak menurunkan tarif dari Rp 4.000 menjadi Rp 3.000 per kilometer. Pemberlakuan ini dilakukan mendadak sejak Senin dinihari tanpa melakukan sosialisasi kepada sopir Go-Jek. Praktis, pendapatan Rizky dan teman-temannya pun turun drastis. Dia kecewa dengan keputusan tersebut. Padahal biasanya dalam sehari, Rizky mampu mendapatkan upah hingga Rp 100 ribu per 25 kilo meter. "Sekarang cuma dapat Rp 75 ribu saja," kata dia.
Senada dengan Rizky, sopir Go-Jek lain seperti Deddy Reza, 27 tahun, juga mengeluhkan sikap perusahaan yang sewenang-wenang. Pemberlakuan tarif baru ini membuat pendapatannya menurun hingga 25 persen per kilometer. Karena itu, mereka dengan sukarela melakukan aksi bersama untuk menuntut tarif dikembalikan menjadi Rp 4.000 per kilometer.
"Kami aksi sukarela tanpa ada koordinator," tutur Rizky di sela-sela aksi mogok massal. Kata dia, aksi tersebut dilakukan serentak di seluruh wilayah Jabodetabek. Di Jakarta sendiri, Rizky memetakan tempat mogok massal terjadi di kawasan Grogol, Slipi, Palmerah, Senayan, Ciputat, dan Kemanggisan.
Aksi dimulai sejak pukul 15.00 WIB di sejumlah titik. Namun sebelumnya, pengendara Go-Jek dari kawasan Tangerang dan Depok telah melakukan aksinya sejak siang hari memprotes keputusan perusahaan tempat mereka bekerja. "Total pengendara Go-Jek di Jabodetabek itu mencapai 200 ribu orang."
Sementara separuh di antaranya telah bergabung secara sukarela untuk berhenti beroperasi. Bagi pengendara yang masih beroperasi, diimbau agar mengantarkan pelanggan ke tempat tujuan dan ikut dalam aksi mogok massal. Aksi ini dimungkinkan terus berlanjut hingga besok.
No comments:
Post a Comment