Thursday, November 5, 2015

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dibawah Jokowi Kuartal III 2015 Hanya 4,73 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,73 persen pada kuartal III 2015, meningkat jika dibandingkan dengan kuartal II yang hanya sebesar 4,67 persen. Namun pertumbuhan ini melambat dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang mencapai 5,01 persen.  Deputi Neraca Produksi BPS Kecuk Suharyanto mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.311 triliun. Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia terseret kondisi perekonomian global pada kuartal III 2015 yang masih melambat tapi tidak merata.

"Sebagai catatan bebrapa negara maju terutama Eropa mengalami peningkatan tapi perekonomian di sejumlah negara emerging market cenderung melambat," ujar Kecuk dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (5/11). Ia menjelaskan perlambatan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh melemahnya harga komoditas non migas, gandum, beras, karet dan hasil tambang batubara dan kelapa sawit (CPO).

Secara sektoral, lanjut Kecuk, pertumbuhan PDB secara kuartalan (Q to Q) pada kuartal III tertinggi adalah sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 7,03 persen, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 5,09 persen, dan konstruksi sebesar 4,88 persen.

Sementara secara yoy sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor informasi dan komunikasi sebesar 10,83 persen, jasa keuangan dan asuransi sebesar 10,35 persen, dan jasa pendidikan sebesar 8,25 persen.

PT Mandiri Sekuritas memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4,8 persen pada kuartal III 2015, lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal sebelumnya di angka 4,67 persen. Analis Mandiri Sekuritas Adrian Talo Putra dan Leo Rinaldy menjelaskan, proyeksi yang meningkat tersebut muncul dengan faktor pendorong peningkatan belanja yang dilakukan pemerintah dan konsumsi publik yang masih stabil.

“Karena adanya akselerasi oleh pemerintah, konsumsi publik yang stabil, dan memudarnya efek dari Pemilu tahun lalu yang membuat belanja institusi non-profit akan menjadi positif semester ini," ujar mereka dalam riset, dikutip Kamis (5/11). Dari data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan, hingga 30 September 2015 realisasi belanja modal pemerintah hanya mencapai 27,8 persen atau senilai Rp 76,8 triliun dari dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.

Pertumbuhan di kuartal III menurut Mandiri Sekuritas juga didorong oleh neraca perdagangan yang kerap surplus. Nilai ekspor juga diprediksi akan membaik dari sisi volume, meskipun dari sisi nilai mengalami kontraksi yang lebih dalam pada kuartal III 2015. "Secara keseluruhan, kami memprediksi kontribusi ekspor bersih terhadap PDB pada kuartal III akan lebih baik daripada kuartal sebelumnya," katanya Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun ini hanya sebesar 4,8 persen setelah awalnya sempat membuat proyeksi tumbuh 5 persen.

Menurut Gundy, masih adanya tren penurunan impor yang menandakan permintaan masih melemah di tambah nilai ekspor yang tidak juga meningkat signifikan membuatnya tidak jadi merilis perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5 persen. Namun Gundy melihat adanya tanda pemulihan ekonomi di akhir tahun yang ditandai membaiknya pertumbuhan kredit investasi. Sebagai informasi Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan PDB kuartal III 2015 pada hari ini, Kamis (5/11) pukul 11.00 WIB.

Untuk sumber pertumbuhan PDB tercatat sektor pertanian menyumbang 0,46 persen ke pertumbuhan PDB. Sektor informasi dan komunikasi menyumbang 0,48 persen, sektor konstruksi menyumbang 0,65 persen dan sektor industri menyumbang 0,92 persen.

"Untuk sektor konstruksi terjadi kenaikan sumbangan dibandingkan kuartal II yang sebelumnya hanya 0,43 persen. Karena selama kuartal III pembangunan infrastruktur semakin meningkat terutama didorong belanja pemerintah yang meningkat selama kuartal III," ujarnya. Para pelaku pasar modal bakal menantikan rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III 2015 yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) nanti siang. 

Ekspektasi akan kinerja ekonomi yang lebih baik membuat Sinarmas Investment Research memperkirakan hari ini (5/11), Indeks Harga Saham Gabungan akan bergerak di kisaran 4.580-4.651. Menguat tipis dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin di level 4.612,56. Sementara Lanjar Nafi, Research Analyst Reliance Securites memperkirakan IHSG masih akan bergerak positif namun terbatas dengan range pergerakan 4.585-4.690.

“Sikap optimisme pemerintah terhadap kondisi ekonomi hingga kuartal 4 tahun ini menumbuhkan kembali tingkat kepercayaan investor. Di mana investor asing pun tercatat net buy pertama di bulan November ini sebesar Rp 267,01 miliar kemarin. Sehingga diperkirakan IHSG hari ini masih akan bergerak positif,” ujar Lanjar dalam riset,

No comments:

Post a Comment