Tuesday, November 3, 2015

Meski Punya Sumber Daya Laut Luas, Indonesia Masih Impor Ikan Teri Senilai 133 Juta Dolar

Meski menyandang status sebagai negara maritim, Indonesia masih ketergantungan ikan impor. Salah satu produk ikan yang langganan diimpor adalah ikan kecil kering atau ikan teri. Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Darmawan mengatakan, impor ikan teri berasal dari sesama negara ASEAN, sebagian besar berasal dari Myanmar dan Vietnam.

"Paling banyak teri di Myanmar dan Thailand, mereka banyak produksi teri tapi masyarakatnya nggak suka makan teri. Kalau di Indonesia banyak makanan yang pakai teri, orangnya juga suka makan teri," ujar Thomas. Selain konsumsi teri yang rendah di Myanmar dan Vietnam, secara geografis, kondisi perairan di kedua negara tersebut juga lebih baik dibanding laut di negara khatulistiwa. Hal ini membuat produksi teri selalu berlebih dan diekpor ke Indonesia.

Selain teri, banyak negara yang mengekspor produk ikannya ke Indonesia karena konsumsi masyarakatnya masih rendah atas jenis ikan tertentu. "Sama seperti orang China nggak mau mereka makan ikan kembung, sementara orang Indonesia banyak yang suka, makanya jualnya ke sini kebanyakan. Teri pun sama," terang Thomas.

Menurut catatannya, ikan teri sendiri masuk dalam kategori impor ikan dan produk perikanan lainnya. Sepanjang tahun 2014, impor ikan dan produk ikan lainnya senilai US$ 133 juta dengan volume 54.739 ton. Kementerian Perdagangan (Kemendag) baru saja mengeluarkan aturan baru untuk mempermudah impor. Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 87 Tahun 2015 tentang produk impor tertentu, beberapa produk perikanan seperti ikan teri masuk sebagai salah satu produk yang proses impornya dipermudah.

Sebagai negara maritim dengan wilayah laut yang luas, Indonesia tercatat rutin mengimpor ikan teri. Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Darmawan mengungkapkan, impor ikan teri terpaksa dilakukan karena produksi teri dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan teri domestik.

"Memang aneh kita laut luas tapi teri saja impor. Ini karena penduduk kan semakin banyak, sementara produksi teri juga sedikit. Teri kan orang kita sangat suka, buat rempeyek, buat lauk, terasi, kalau di negara lain nggak dipakai teri," kata Thomas.

Namun demikian, kata Thomas, impor ikan teri di negara maritim seperti Indonesai tak sepenuhnya salah. Menurutnya, banyak faktor yang membuat produksi ikan teri dalam negeri selalu tak mencukupi permintaan nasional. "Ikan teri kan biasanya lebih banyak di utara Khatulistiwa. Jadi secara geografis, produksi ikan teri itu lebih banyak kaya negara-negara seperti Myanmar atau Thailand. Lebih lagi, perairan di sana saat ini lebih bersih ketimbang kita," jelas Thomas.

Menurut catatannya, ikan teri sendiri masuk dalam kategori impor ikan dan produk perikanan lainnya. Sepanjang tahun 2014, impor ikan dan produk ikan lainnya senilai US$ 133 juta dengan volume 54.739 ton

No comments:

Post a Comment