Saturday, November 7, 2015

Kain Tenun Pulau Rote Semakin Diminati Pasar Internasional Karena Ramah Lingkungan

Menteri Perindustrian Saleh Husin menghadiri acara 'Swarna Fest 2015 – Festival Serat dan Warna Alam Indonesia' di Pantai Nembrala, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Jumat (6/11/2015). Festival ini menampilkan para perajin tenun Pulau Rote yang memanfaatkan bahan baku ramah ramah lingkungan serta serat dan warna alami.

Penggunaan bahan baku ramah lingkungan akan menumbuhkan minat pasar internasional terhadap produk kain tenun Indonesia, khususnya dari Pulau Rote. "Pasar internasional saat ini pun cenderung membangkitkan kembali penggunaan warna-warna alam karena sifatnya yang ramah lingkungan, sehingga sesuai dengan tuntutan masyarakat dari negara maju yang lebih menghendaki produk-produk yang aman dan ramah lingkungan," ujar Saleh, dalam sambutannya membuka acara Swarna Fest 2015 di Rote Ndao, Jumat (6/11/2015).

Saleh juga menyampaikan apresiasi, kepada para pelaku industri kreatif khususnya di bidang tenun dan batik atas konsistensinya dalam memanfaatkan bahan baku ramah lingkungan, serta partisipasi aktifnya dalam melestarikan kekayaan adat dan kearifan lokal Indonesia melalui penggunaan serat dan warna alami.

Dia menambahkan, peringkat ekspor barang kreatif Indonesia tumbuh menjadi peringkat 25 di tahun 2014 dari peringkat 85 di tahun 2013. Sampai dengan Juni 2015 sumbangan industri kreatif terhadap PDB telah mencapai 6,3%, atau mencapai Rp 104,73 triliun. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh subsektor kerajinan dengan laju pertumbuhan ekspor sebesar 11,81%. Kemudian, disusul oleh produk fesyen dengan pertumbuhan 7,12%, periklanan sebesar 6,02%, dan arsitektur 5,59%.

Ajang Swarna Fest 2015 turut mengadakan beberapa pelatihan dan bimbingan teknis di Kabupaten Rote Ndao seperti bimbingan teknis untuk pakaian jadi, bimbingan teknis untuk gula semut, pendampingan pencelupan warna alam, dan yang akan dilaksanakan mulai hari ini yaitu pelatihan dan pendampingan kerang-kerangan.

Menteri Perindustrian, Saleh Husin, bersama Dirjen IKM Euis Saedah mendatangi Pulau Rote untuk membuka acara Swarna Fest 2015, sebuah ajang unjuk kekayaan tenun serat dan warna alami khas Rote. Kedatangan Saleh juga sekaligus memberi bantuan kepada para pelaku IKM tenun, gula semut, hingga rumput laut di Pulau Rote.

Direktur Jenderal IKM, Euis Saedah mengatakan, peminat kain dari serat alam dan pewarna alam makin banyak. Tradisi tenun dari serat alam dan warna alam juga merupakan bagian dari kearifan lokal Pulau Rote."Rote sudah memiliki kearifan lokal tenun sendiri yang sangat kaya. Serat warna alam pada kain tenun mudah-mudahan bisa mengangkat agar tenun bisa semakin dikenal dunia. Kami juga undang 350 orang penenun datang ke Pantai Nemberala ini," ungkap Euis, dalam Pembukaan Swarna Fest 2015 di Pantai Nemberalla, Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Jumat (6/11/2015).
Sebanyak 350 penenun juga akan memecahkan rekor MURI menenun, bersama menggunakan serat alam dan warna alam terbanyak. Para 'mama', sebutan untuk ibu-ibu di NTT, datang dari berbagai pulau di sekitar Rote.

Kementerian Perindustrian dalam acara ini juga memberikan bantuan dapur sehat kepada 500 IKM gula semut, 250 alat tenun gedogan, dan alat pembuat kerajinan kerang."Kami berikan 250 alat tenun kepada para perajin tenun, 500 dapur sehat kepada pelaku IKM gula semut, dan alat produksi kerajinan perhiasan dan kerang. Perajin tenun akan mengikuti workshop oleh Merdian Sihombing, perancang busana terkenal yang berfokus pada ethical fashion khususnya tenun serat dan warna alami. Kerajinan perhiasan perak dan emas serta kerajinan kerang kami bantu bekerja sama dengan Bali Creative Industries Centre (BCIC) supaya punya pasar di Bali," jelas Euis.


Pantai Nemberalla, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendadak semarak dengan digelarnya ajang Swarna Fest 2015. Di pulau paling selatan RI ini tengah digelar ajang unjuk kekayaan budaya tenun khas Pulau Rote.  Menteri Perindustrian Saleh Husin beserta Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah datang untuk membuka sekaligus mengikuti acara yang digelar selama dua hari pada 6-7 November 2015.  Dari pantauan di lokasi, Jumat (6/11/2015), Saleh datang bersama istri tampil seradi dengan pakaian kombinasi tenun berwarna cokelat kehijauan.

Saleh disambut dengan tarian tradisional lalu diberi penutup kepala khas Rote yang terbuat dari anyaman daun lontar. Tidak ketinggalan, kain tenun disematkan di pundak Saleh. Acara semakin meriah dengan kedatangan 350 orang perajin kain tenun dari berbagai pulau di sekitar Pulau Rote, salah satunya yaitu Pulau Ndao yang merupakan sentra penenun Rote.  Para penenun datang untuk memecahkan rekor MURI menenun dengan serat dan warna alami bersama 350 orang penenun. Mereka juga memamerkan koleksi tenunnya.

Ada 20 stan beratapkan daun lontar yang dibangun di pinggir Pantai Nemberella yang menawarkan beragam kain tenun khas Rote.  Acara Swarna Fest digelar untuk kali ketiga di tempat kelahiran Saleh Husin, Pulau Rote. Swarna Fest tahun 2013 digelar di Alor dan tahun 2014 diselenggarakan di Bali.

No comments:

Post a Comment