“KAI sudah mulai pembangunan di area Bandara Soetta karena lahan sudah clear. Ini sudah mulai sejak Oktober,” kata Direktur Administrasi dan Keuangan PT Railink, Erry Dwi Prasetyo dalam acara Airport&Aviation Business Forum 2015 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Railink merupakan anak usaha dari KAI dan AP II. Railink adalah operator KA Bandara. Selama ini, Railink telah mengoperasikan Kereta Bandara Kualanamu-Medan. Untuk area pembangunan rel baru dari Stasiun Batu Ceper-Bandara Soetta, proses konstruksi belum bisa dilakukan karena KAI masih menyelesaikan proses verifikasi dan pembayaran lahan.
Setidaknya dari 36,3 kilometer (km) jalur Kereta Bandara Soetta-Stasiun Manggarai, jalur baru dibangun sepanjang 12,1 km yakni dari Stasiun Batu Ceper-Airport Railway Station (ARS) di Bandara Soetta. "Masih ada kendala di tanah, cuma sudah mulai bayar bertahap. Ini juga masih validasi sertifikat tanah dan itu nggak bisa cepat. Secara umum, semua warga sudah sepakat, meski sempat ada di pengadilan tapi sudah diputuskan ikut ke panitia,” ujarnya.
Meski proses pembayaran dan validasi dokumen tanah untuk 815 bidang masih berjalan, Railink memproyeksi lahan sudah clear and clean pada Desember 2015. Sedangkan, proses konstruksi akan berjalan 1 tahun. "Awal 2017 sesuai jadwal baru bisa beroperasi," ujarnya. Saat beroperasi nanti, Stasiun Bandara Soetta-Stasiun Manggarai ditempuh dalam waktu 56 menit. Setiap hari, Railink akan mengoperasikan 124 perjalanan dengan 10 rangkaian.
Satu rangkaian terdiri dari 6-10 kereta. Per hari, KA Bandara Soetta ditargetkan bisa membawa 13.000 penumpang dari atau ke Bandara Soetta. Kondisi kepadatan kendaraan di jalan antara pusat kota Jakarta dengan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), di Tangerang, Banten sudah banyak berubah. Awalnya waktu tempuh dari pusat kota ke bandara terbesar di Indonesia tersebut hanya dalam hitungan menit, namun kini harus hitungan jam. Direktur Teknik dan Operasi PT Angkasa Pura II (Persero) Djoko Murjatmodjo berbagi cerita tentang pengembangan awal Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pada era tahun 1980-an.
Saat Bandara Soekarno Hatta dirancang tahun 1983, Djoko mengaku terlibat dalam proyek pengembangan Bandara Soetta. Saat awal direncanakan di awal 1980-an, waktu tempuh dari pusat bisnis (Central Business District/CBD) di Jalan Jenderal Sudirman dan Cawang Jakarta ke Bandara Soetta hanya 25 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun moda transportasi berbasis jalan raya.
"Saya terlibat di proyek tahun 1983. Saat itu, waktu tempuh dari Cawang atau CBD di Sudirman ke Bandara Soetta, hanya 25 menit. Sekarang harus 2 jam bahkan kadang 3 jam," kata Djoko dalam acara Airport & Aviation Business Forum 2015 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (5/11/2015). Untuk mengatasi 'macet' atau mempercepat aksesibilitas dari atau ke Bandara Soetta, AP II bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan memulai pembangunan KRL Bandara Soetta.
Kereta khusus bandara akan dibangun dari Manggarai ke Bandara Soetta dengan jarak 36,3 kilometer (km) dan waktu tempuh 56 menit. KRL Bandara direncanakan beroperasi akhir 2016. "Kita bangun railway. Nanti railway station di airport dan CBD di Jakarta. Tahun depan akan selesai," jelasnya. Sejalan dengan pengembangan KRL akses dari atau ke Bandara Soetta, AP II juga akan membangun moda transportasi penghubung antara Terminal 1, 2, 3. AP II mengembangkan Automated People Mover System (APMS) atau kereta tanpa masinis yang bakal membawa penumpang antar terminal.
"Di dalam airport, sebelumnya dilayani bus antar T1-T3. Nanti pakai APMS, jadi setiap 5-10 menit akan melayani setiap terminal," ujarnya.
No comments:
Post a Comment