Masyarakat Indonesia menjadi salah satu masyarakat yang khawatir menggunakan kartu ATM ketika transaksi. Hasil riset MasterCard Safety and Security Index oleh MasterCard di Konferensi MasterCard Global Risk Leadership di Singapura pada bulan Agustus 2015 melaporkan, kawasan Asia Tenggara dan Greater China menyatakan pencurian identitas dan penyalahgunaan kartu menjadi dua masalah keamanan utama yang dikhawatirkan konsumen.
MasterCard mencatat sebesar 42 persen konsumen di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnem merupakan negara yang paling khawatir terhadap penipuan atau kecurangan terkait penggunaan ATM. Misalnya, pencurian kartu, penggadaan kartu maupun skimming. Sedangkan, negara-negara di Greater China seperti China, Hong Kong, Taiwan memiliki kekhawatiran sebesar 31 persen.
Tak hanya itu, sebesar 35 persen konsumen di Asia Tenggara dan 32 persen konsumen di Greater China memiliki kekhawatiran dengan pencurian indentitas. Nah, pencurian indentitas ini seperti data personal yang terdiri dari rincian data bank, indentitas personal, alamat dan tanda tangan yang dicuri melalui website.
Konsumen ini mengaku kekhawatiran terjadi bukan karena pengalaman pribadi, namun karena pemberitaan pencurian di media massa. Dalam indeks ini juga terungkap bahwa secara keseluruhan, konsumen di kawasan Asia Tenggara serta Taiwan dan Hong Kong merasa lebih aman untuk bertransaksi langsung di toko, dibandingkan dengan pembayaran secara online.
Meskipun demikian, China menjadi satu-satunya negara dimana para konsumennya merasa bahwa pembayaran online lebih aman dibandingkan dengan pembayaran langsung di toko. Meskipun masyarakat penggunana cenderung khawatir terhadap transaksi menggunakan ATM, namun konsumen masih merasa terjaga karena ada perbankan.
Ari Sarker, Co-President MasterCard, Asia Pacific, menyampaikan, bank senantiasa memainkan peran penting dalam menjamin keamanan pembayaran bagi konsumen di Asia Tenggara. Ari mengklain, bank seringkali menjadi garis perlindungan terdepan dan solusi bagi korban penipuan transaksi online, atau hampir setengah dari seluruh konsumen di Asia Tenggara yang pernah mengalami kejahatan terkait dengan penggunaan ATM langsung mendatangi bank penerbit kartu mereka sebagai langkah pertama untuk meminta saran.
"Ada fakta bahwa mayoritas pemegang kartu memiliki hubungan baik dengan bank," kata Ari, dari paparan data yang diterima Selain bank, konsumen juga menaruh kepercayaan kepada pemerintah yang telah memberikan sebuah aturan negara yang kuat terkait dengan keamanan pembayaran menggunakan kartu.
No comments:
Post a Comment