Harga saham Bank Central Asia (BBCA) turun 150 poin (1,3 persen) dalam penutupan sesi pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia hari ini, Selasa, 22 April 2014.
Harga saham BCA tercatat diperdagangkan pada level Rp 11.025 per lembar saham. Saham BCA bahkan menempati urutan keempat saham emiten yang paling banyak dijual oleh investor asing, dengan nilai transaksi sebesar Rp 36 miliar.
Analis PT BNI Securities, Thendra Chrisnanda, membenarkan bahwa penangkapan Hadi Poernomo dalam soal kasus keberatan pajak BCA berdampak negatif bagi saham bank ini. Kasus yang dinilai dapat merusak integritas bisnis perbankan tersebut kemudian mengurangi kepercayaan pelaku pasar atas kinerja BCA. “Memang ada pengaruh dari kasus penangkapan Hadi Poernomo,” katanya.
Namun demikian, Thendra yakin sentimen ini hanya bersifat jangka pendek. Pasalnya, saham-saham sektor perbankan memang selalu menjadi sektor saham yang banyak diminati pelaku pasar. “Likuiditas dan kapitalisasinya yang besar membuat sektor perbankan selalu menarik.”
Ketika harga saham BCA turun, harga saham Bank Mandiri juga terkoreksi 75 poin (0,8 persen) menjadi Rp 9.750 per lembar saham. Saham BTN juga susut 15 poin (1,1 persen) ke level Rp 1.305 per lembar saham. Hanya saham Bank Rakyat Indonesia yang stabil bertahan pada level Rp 10.050 per lembar saham.
Menurut Thendra, dinamika pergerakan saham perbankan memang terpengaruh perkiraan melambatnya kinerja perbankan pada kuartal pertama 2014. Pergerakan suku bunga agresif yang mencapai level 7,5 persen juga diyakini menekan kinerja laba sektor perbankan. “Secara umum, saham sektor perbankan memang terpengaruh outlook negatif pertumbuhan pada tahun ini,” katanya.
No comments:
Post a Comment