Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Harjanto, mengatakan produk keramik nasional kini terancam oleh barang-barang serupa yang diimpor dari Vietnam.
Meski kualitasnya lebih rendah dari barang lokal, pemasaran keramik asal Vietnam sangat gencar dan harganya lebih murah sehingga bisa menjadi ancaman. "Ancamannya semakin berat setelah Masyarakat Ekonomi ASEAN berlangsung pada 2015," kata Harjanto, Sabtu, 19 April 2014.
Produk keramik nasional hingga saat ini masih menguasai pasar hingga 80 persen. Untuk melindungi produk nasional, pemerintah sudah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk keramik.
Namun, kata Harjanto, peredaran keramik impor yang tidak memiliki SNI kian masif meski sudah dilarang. Barang-barang tersebut laku di pasaran karena harganya murah. "Ini akan kami tertibkan," ujarnya.
Pada 2014, Kementerian Perindustrian menargetkan penjualan keramik nasional mencapai Rp 34 triliun. Dari jumlah tersebut, 35 persen atau Rp 11,9 triliun diperoleh melalui ekspor ke beberapa negara di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Selain keramik bahan bangunan, Indonesia dikenal sebagai pemasok keramik hiasan yang berkualitas baik.
No comments:
Post a Comment