Tokoh investasi ternama asal Amerika Serikat, Warren Buffet, mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap bisnis mata uang virtual bitcoin. Menurut Buffet, bitcoin tidak memenuhi syarat sebagai sebuah mata uang. Buffet juga mencermati karakteristik nilai bitcoin yang sangat fluktuatif. Hingga saat ini tidak ada satu pun pihak atau otoritas yang menjamin nilai tukar bitcoin. Karena itu, kata Buffet, tidak mengherankan jika bisnis bitcoin akan cepat berakhir. "Bitcoin bakal selesai 10 atau 20 tahun mendatang," kata dia dalam wawancara dengan CNBC di pekan pertama Maret 2014.
Menurut Buffet, bitcoin tidak layak disebut sebagai mata uang karena tidak ada bank sentral yang bertindak sebagai penjamin. Bitcoin juga disebut "tidak akan lulus tes" sebagai sebuah mata uang karena nilainya hanya didasarkan mata uang lain, yakni dolar Amerika Serikat. Berbeda dengan mata uang resmi negara-negara di seluruh dunia yang memiliki nilai pembanding dan penjamin berupa kekayaan negara dalam bentuk emas atau cadangan devisa.
Bitcoin adalah mata uang virtual yang diciptakan oleh programer komputer bernama Satoshi Nakamoto pada 2009. Mata uang ini diperdagangkan dengan acuan (benchmark)dolar Amerika. Awalnya, bitcoin dipergunakan sebagai media transaksi oleh pengguna internet. Lama-kelamaan uang berbentuk rekening online ini diperdagangangkan oleh penggunanya. Bank Sentral Chicago Amerika Serikat mencatat hingga saat ini sedikitnya ada 30 transaksi bitcoin setiap menit. Nilai tukarnya pun sempat menembus rekor hingga US$ 280 per btc, atau sekitar Rp 12,5 juta per unit.
Belakangan, muncul berita buruk mengenai bitcoin. Beberapa kasus yang menerpa mata uang virtual ini adalah runtuhnya bursa Mt gox Jepang pada pekan terakhir Februari 2014, perampokan US$ 400 juta bitcoin dari bank Flexcoin di Kanada, perampokan bitcoin senilai US$ 600 ribu oleh para peretas, dan kematian bos agen bitcoin, Autumn Radtke.
Tokoh investasi ternama asal Amerika Serikat, Warren Buffet, punya kritik tajam untuk mata uang virtual Bitcoin. Bos firma investasi Berkshire Hathaway ini menganggap Bitcoin tak layak disebut sebagai mata uang. "Karena Bitcoin tidak memenuhi syarat sebagai sebuah mata uang," kata Buffet dalam wawancaranya dengan CNBC pada pekan pertama Maret 2014.
Menurut Buffet, Bitcoin tidak layak disebut sebagai mata uang karena tidak ada bank sentral yang bertindak sebagai penjamin. Bitcoin juga disebut "tidak akan lulus tes" sebagai sebuah mata uang karena nilainya hanya didasarkan mata uang lain, yakni dolar Amerika Serikat. Berbeda dengan mata uang resmi negara-negara di seluruh dunia yang memiliki nilai pembanding dan penjamin berupa kekayaan negara dalam bentuk emas atau cadangan devisa. Sebagai investor yang terkenal konservatif, Buffet dipastikan tidak akan menaruh uangnya dalam bentuk Bitcoin.
Bitcoin adalah mata uang virtual yang diciptakan olehprogrammer komputer bernama Satoshi Nakamoto pada 2009. Mata uang ini diperdagangkan dengan acuan (benchmark) dolar Amerika. Awalnya, Bitcoin dipergunakan sebagai media transaksi oleh pengguna Internet. Lama-kelamaan uang berbentuk rekeningonline ini diperdagangkan oleh penggunanya. Bank sentral Chicago, Amerika Serikat, mencatat hingga saat ini sedikitnya ada 30 transaksi Bitcoin setiap menit. Nilai tukarnya pun sempat menembus rekor hingga US$ 280 per btc atau sekitar Rp 12,5 juta per unit.
Karena nilainya fluktuatif dan penggunaannya dianggap membahayakan, sejumlah negara melarang peredaran Bitcoin. Saat ini merebak kekhawatiran Bitcoin digunakan untuk transaksi terlarang, seperti jual-beli narkotik, senjata api, hingga pendanaan teroris.
Belakangan muncul berita buruk mengenai Bitcoin. Beberapa kasus yang menerpa mata uang virtual ini adalah runtuhnya bursa Mt gox Jepang pada pekan terakhir Februari 2014, perampokan US$ 400 juta Bitcoin dari bank Flexcoin di Kanada, perampokan Bitcoin senilai US$ 600 ribu oleh para peretas, dan kematian bos agen Bitcoin, Autumn Radtke.
No comments:
Post a Comment