Asosiasi Pengembang Perumahan (Apersi) menyatakan, nasabah Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bang BTN akan menjadi pihak yang paling dirugikan terkait akuisisi BTN oleh Bank Mandiri.
Wakil Ketua Apersi Susanto mengatakan, pihaknya mendukung upaya karyawan Bank Tabungan Negara (BTN) menolak upaya akuisisi tersebut. Menurutnya, BTN dan Bank Mandiri memiliki segmen nasabah yang berbeda. Nasabah BTN banyak berasal dari kelas menengah ke bawah, sementara nasabah Bank Mandiri menengah ke atas.
"Hanya BTN yang berpihak pada rakyat yang berpenghasikan rendah dengan memberikan bunga yang kecil. Banyak perut yang berada di belakang BTN. Kalau sampai diakuisisi, mau dibawa ke mana nasib mereka," kata Susanto di Menara BTN, Jakarta, Minggu (20/4/2014).
Menurutnya, alasan pemerintah yang menyebut BTN gagal dalam memenuhi target membangun 1,5 juta unit rumah pada tahun lalu, bukan semata-mata kesalahan bank tersebut. Sebab, ada beberapa faktor yang menghambat hal tersebut, antara lain NJOP tanah yang cepat naik, serta proses perizinan.
"Kenapa harga tanah selalu melambung? Apa itu salah BTN. Pajak-pajak naik apa itu urusan BTN? belum lagi perizinan berbelit, setiap pemerintah daerah punya gayanya masing-masing dalam mengeluarkan izin, apa itu urusannya BTN?" ujar Susanto.
Oleh karena itu, Susanto berharap pemerintah membatalkan rencana akuisisi tersebut.
No comments:
Post a Comment