"Hasil quick count ini di bawah ekspektasi pasar. Pasar mengharapkan PDI Perjuangan bisa mengajukan calon presidennya tanpa koalisi namun ternyata hasil survei berbeda," katanya saat dihubungi, Kamis, 10 April 2014. Melesetnya target PDI Perjuangan akan menjadi sentimen negatif untuk para pelaku pasar.
Dia memperkirakan harga saham akan turun pada kisaran 4.800-4.930. Hasil survei, kata dia, akan direspon pasar dengan melakukan langkah profit taking. Dia memprediksi tekanan hasil survei tersebut akan terjadi selama dua hari ke depan. "Pasar juga akan berubah setelah ada informasi (hasil real count) baru yang masuk nanti," katanya.
Dia mengatakan IHSG sempat mengalami kenaikan akibat amannya penyelenggaraan pemilu legislatif digelar kemarin. Harga saham, kata dia, mengalami penguatan. Penguatan ini sesuai dengan ekspektasi positif terhadap rilis BI rate dan pemilu.
Hasil hitung cepat Lembaga Survey Indonesia menunjukkan PDI Perjuangan memperoleh suara pada pemilihan legislatif sebesar 19,72 persen. Sedangkan pada survei Indikator Politik Indonesia, PDI Perjuangan mencapai suara 18 persen. PDI perjuangan gagal memperoleh ambang batas persentase calon presiden di angka 20 persen. Akibatnya partai berlambang banteng tersebut harus berkoalisi dengan partai lain agar dapat mengajukan calon presidennya.
Di tengah kondisi bursa yang sudah jenuh beli (oversold), pemilihan umum akan menjadi sentimen utama yang menggerakkan laju bursa saham dalam negeri. Hasil perolehan hitung cepat pemilu membuat pelaku pasar mulai menerka wajah pemerintahan ke depan, terutama isu koalisi yang menentukan calon presiden dan wakil presiden.
Analis PT Universal Broker Indonesia, Alwi Asegaf, mengatakan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan lebih banyak dipengaruhi faktor hasil pemilu. Pasalnya, menurut dia, bila pemenang pemilu sesuai dengan ekspektasi pasar, indeks akan cenderung kembali melanjutkan penguatan. “Jika hasil pemilu menguatkan jalan Joko Widodo menjadi calon presiden, maka dampaknya akan signifikan bagi indeks,” kata dia.
Namun, karena harga sebagian saham yang sudah terlampau tinggi, pelaku pasar tak disarankan untuk membeli saham dalam jumlah besar. Mereka diimbau membeli saham-saham yang sudah terkoreksi signifikan (buy on weakness). Bila naik terlalu tinggi, indeks rawan terkena aksi ambil untung.
Bagi investor global, kesempatan melakukan profit taking bahkan mendapat momentum pengumuman hasil rapat rutin pertemuan Komite Federal Pasar Terbuka Amerika Serikat (FOMC) pada Maret lalu. Publikasi secara terperinci notulensi FOMC akan memberi penjelasan lebih jauh arah kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) ke depan, terutama mengenai rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga pada pertengahan 2015.
Memanasnya kembali situasi di Ukraina tentu akan menambah sentimen negatif indeks. Investor yang cenderung mengalihkan instrumen investasinya pada aset-aset yang berlindung nilai lebih aman terlebih dulu ada kemungkinan akan mengurangi porsi kepemilikan aset di lantai bursa. Pada hari ini, Kamis, 10 April 2014, indeks akan bergerak dalam level 4.852-4.950.
No comments:
Post a Comment