Deputi Bank Indonesia, Marlison Hakim, memprediksi, pada tahun ini terjadi inflasi sebesar 4,5 persen karena beberapa faktor, di antaranya tekanan kebijakan strategis dari pemerintah, pasokan bahan pangan, dan ekspektasi inflasi terkendali.
"Prediksi besarnya inflasi itu masih tetap lebih rendah dibandingkan nasional yang diprediksikan berada di angka 4,9 persen," ujarnya, di Semarang, Senin.
Menurut dia kebijakan strategis pemerintah, misalnya kenaikan Tarif Dasar Listrik, dan harga elpiji 12 kg namun demikian kondisi tersebut diharapkan tetap mengendalikan ekspektasi inflasi.
Resiko lain yang harus disikapi pemerintah, di antaranya memundurkan masa panen beras di daerah bencana dan ancaman badai el nino terhadap hasil pertanian.
"Selain itu untuk kenaikan elpiji 12 kg yang direncanakan mulai 1 Juli mendatang yaitu dari Rp 1.000/kg menjadi Rp 6.944/kg juga bisa berakibat pada besaran inflasi," jelasnya.
Menurutnya kenaikan tersebut diperkirakan meningkatkan inflasi bulanan sebesar 0,1-0,3 persen, selain itu bersamaan dengan periode Idul Fitri akan mempengaruhi preferensi atas elpiji 3 kg.
Upaya yang dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah dalam waktu dekat ini di antaranya memantau pasokan kebutuhan jelang lebaran, mengantisipasi adanya penimbunan BBM maupun elpiji oleh oknum tertentu, integrasi pertanian sebagai upaya peningkatan produksi pangan misal beras dan daging.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berharap agar beberapa daerah yang belum membentuk TPID segera melaksanakannya agar inflasi bisa terkendali.
"Hal lain yang perlu diperhatikan adalah badai El Nino yang berakibat pada kemarau panjang harus dihitung betul, selama ini Jateng sebagai pemasok beras harus dipertahankan," ujarnya.
Dia juga menekankan masalah pupuk yang agak bergejolak diharapkan segera ditangani oleh komisi pupuk sehingga distribusi dari hulu bisa dikoordinasikan dengan baik.
"Untuk hilir diharapkan setiap kabupaten/kota melaporkan kondisi komoditas di masing-masing daerah, yang menjadi pemicu inflasi diredam mulai sekarang," kata dia.
No comments:
Post a Comment