Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta berpendapat, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sektor makanan paling terkena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Adapun sektor-sektor yang terkena itu bisa diklasifikasi, yang paling berat akan menghadapi situasi terhadap kenaikan BBM ini adalah UKM-UKM yang bergerak di sektor makanan," ujar Arif, seusai menghadiri paparan strategis CIDES: Dampak Kenaikan Harga BBM pada Sektor UMKM di Indonesia, Jakarta, Rabu (28/3/2012).
Ia menjelaskan, UMKM yang berbasis makanan bisa terkena dampak yang besar ketika harga BBM bersubsidi dinaikkan. Biaya produksi bisa bertambah sekitar 15-20 persen. Dampak lanjutannya yakni harga makanan akan naik. "Termasuk di situ makanan kalau dia harus delivery. Dia kan juga ada pengaruh," tambah dia.
Arif pun mengatakan, UMKM sektor jasa transportasi merupakan kelompok usaha yang berada di urutan kedua dalam hal paling terkena dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi. Mengenai sektor ini, ia menilai dampak kenaikan harga sekitar 30-40 persen terhadap biaya produksi. "Yang namanya bahan bakar itu komponen utama dalam biaya produksi mereka," sebut Ketua Kaukus Ekonomi Konstitusi DPR ini.
Secara keseluruhan, ia menilai kenaikan harga BBM pasti akan mendorong biaya produksi termasuk pengangkutan. UMKM yang modalnya pas-pasan akan mengalami gangguan produksi. Kebangkrutan pun akan mengancam UMKM. "Gangguan produksi ataupun kebangkrutan selanjutnya akan memaksa terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja besar-besaran dan memunculkan masalah sosial yang lebih kompleks," ucap Arif.
No comments:
Post a Comment