PT Bayan Resources Tbk membutuhkan dana US$ 700 juta hingga US$ 900 juta untuk melunasi utang existing ataupun utang bridging yang totalnya mencapai US$ 410 juta. Untuk mendapatkan pinjaman itu perseroan harus menjamin lebih dari 50 persen aset perusahaan. “Kami akan melakukan refinancing existing debt dan bridging debt,” ucap Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bayan, Jenny Quantero, di Jakarta, Senin 26 Maret 2012.
Menurut Jenny, pinjaman juga akan dipakai untuk belanja modal pada tahun ini. Belanja modal ditargetkan mencapai US$ 200 juta, lebih tinggi dari tahun lalu sebesar US$ 80-100 juta. “Tahun lalu memang tidak banyak,” katanya.
Ia mengatakan belanja modal itu akan dipakai untuk pengembangan infrastruktur di daerah tambang perusahaan. “Ini di antaranya untuk pembangunan jalan ataupun jembatan. Pokoknya untuk infrastruktur,” katanya.
Perusahaan juga menggunakan dana perusahaan untuk mengakuisisi 9 konsesi pertambangan batu bara. Akuisisi senilai US$ 200 juta itu, ujar Jenny, belum sepenuhnya selesai. Setidaknya tiga konsesi lagi yang belum mencapai kesepakatan. “Belum rampung karena masih ada masalah di konsesi tersebut,” kata dia.
Dia mengatakan hingga saat ini konsesi itu belum terlalu berkontribusi untuk perusahaan. Namun ditargetkan sembilan konsesi pertambangan itu dapat berkontribusi penuh pada 2014. “Sampai sekarang belum bisa dihitung berapa kontribusinya untuk perusahaan,” dia menuturkan.
Terkait dengan penjaminan aset, Direktur Utama Bayan, Eddi Chin Wai Fong mengatakan telah mendapat persetujuan para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham. Namun ia belum dapat mengatakan berapa nilai dan lokasi aset yang dijaminkan. “Kisaran sudah ada, tapi belum bisa memberikan kepastian. Sampai sekarang belum konkret aset mana saja yang akan dijaminkan," kata dia.
Dengan pinjaman perbankan itu, menurut Eddi, perusahaan akan menjaga rasio utang terhadap modal perusahaan (debt to equity ratio) di bawah dua kali. Meski belum disebutkan, dana pinjaman itu akan diperoleh dari sejumlah perbankan.
Tahun ini emiten berkode efek BYAN itu menargetkan dapat mencapai produksi 18 hingga 20 juta ton. Ini meningkat dibandingkan total produksi batu bara tahun lalu yang mencapai 15,5 juta ton. Sedangkan untuk penjualan perusahaan juga menargetkan di angka 18-20 juta ton batu bara. Sementara pada tahun lalu penjualannya mencapai 16,5 juta ton batu bara.
Eddi menuturkan cadangan batu bara BYAN dapat mencapai 980 juta ton. Sementara sumber dayanya mencapai 4 miliar ton. Jenis batu bara itu pun beragam. “Paling rendah 3 ribu kalori, sedangkan paling tinggi mencapai 7 ribu kalori.”
No comments:
Post a Comment