Pengusaha tekstil dan produk tekstil meminta pemerintah serius membangun infrastruktur, seperti jalan tol, listrik dan pelabuhan laut dalam upaya meningkatkan daya saing produk itu di pasar internasional.
"Sampai saat ini kendala infrastruktur masih saja menjadi permasalahan bagi pengusaha tekstil. Padahal infrastruktur penting bagi kelancaran usaha," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat saat menerima kunjungan wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Perindustrian (Forwind) di Bandung, Sabtu.
Ia mencontohkan akses jalan tol yang menuju Pelabuhan Tanjung Priok dinilai sudah tidak memadai lagi sehingga menghambat kelancaran arus distribusi tekstil dan produk tekstil (TPT) yang akan diekspor maupun bahan baku impor.
Akibat akses jalan tol yang tidak memadai disamping sering terjadi kemacetan kendaraan, mengakibatkan tidak efisiensinya harga TPT, sementara persaingan di pasar internasional kian ketat.
Ia mengkhawatirkan apabila hal tersebut dibiarkan berlarut-larut bukan tidak mungkin TPT Indonesia akan kalah bersaing dengan negara pesaing, mengingat saat ini sudah banyak negara produsen TPT yang jadi pesaing serius.
"China misalnya saat ini sudah lepas landas menjadi produsen TPT handal dan ini jangan menjadi hambatan bagi Indonesia," katanya.
Ade menyebutkan Vietnam dan Kamboja sudah menjadi ancaman serius bagi Indonesia mengingat pemerintah negara tersebut sangat serius mendorong dan memfasilitasi industri TPT-nya.
Dikatakan pula, Myanmar saat ini juga bisa menjadi ancaman mendatang bagi industri TPT Indonesia walaupun saat ini negara itu masih berkutat dengan soal politik di dalam negeri.
"Tapi nanti kalau Myanmar sudah menjadi negara demokrasi maka akan makin banyak investor yang berinvestasi di situ dan ini tentunya jadi ancaman kita," katanya.
Ia mengakui, kondisi infrastruktur yang tidak terlalu menunjang menyebabkan banyak investor lokal yang enggan menanamkan modal di Indonesia, padahal saat ini pemerintah tengah gencar-gencarnya jaring investor untuk menyerap tenaga kerja.
Senada dengan itu, Presiden Direktur PT Dalitex Kusuma Rudy Unjoto mengakui, infrastruktur memang masih menjadi kendala utama bagi kelancaran usaha TPT, khususnya untuk ekspor.
Ia mengatakan, China saat ini meningkatkan kapasitas produksi 10 kali lipat TPTnya dibanding Indonesia sehingga mampu menguasai pasar internasional.
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah lebih serius memperhatikan keterbatasan infrastruktur sehingga TPT nasional bisa dominan di pasar dunia, unggul dibanding dengan produk serupa dari ASEAN.
Tekstil produksinya sebanyak 80 persen di ekspor ke AS, Jepang, Eropa dan ASEAN dan dia mengakui krisis ekonomi di Eropa dan AS tidak mempengaruhi kinerjanya.
No comments:
Post a Comment