PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry Cabang Merak Banten mengoperasikan 27 kapal "roll on roll of" atau Ro-Ro guna mengatasi antrean truk ekspedisi menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak pada 1 April 2012.
"Kami menjamin penyeberangan Merak-Bakauheni relatif normal dan tidak terjadi penumpukan kendaraan truk," kata Pelaksana Harian Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Cabang Ferry Merak Didi Yuliansyah di Merak, Jumat.
Ia mengatakan sejak malam kondisi pelabuhan Merak berjalan lancar dan tidak terjadi penumpukan angkutan mulai dermaga I sampai V.
Semua penumpang dan kendaraan langsung bisa diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung tanpa antrean angkutan.
Jumlah kapal yang beroperasi 27 armada dan sampai malam ini bisa mencapai 45 trip perjalanan lintas Merak-Bakauheni.
Didi menyebutkan, selama ini cuaca di perairan Selat Sunda bagian utara Merak-Bakauheni relatif normal dan tidak berbahaya bagi pelayaran.
Diprakirakan tinggi gelombang 1,0 meter dan kecepatan angin 24 kilometer per jam.
Dengan begitu, kata dia, waktu tempuh pelayaran dari Merak menuju Bakauheni atau sebaliknya hanya berkisar dua sampai 2,5 jam.
Selain itu, juga kapal yang bersandar hanya satu jam langsung diberangkatkan karena cuaca Selat Sunda umumnya normal.
Menurut dia, selama sepekan terakhir kondisi Pelabuhan Merak tidak terjadi penumpukan truk ekspedisi yang akan menuju Pelabuhan Merak.
Bahkan, kantong parkir Pelabuhan Merak tampak sepi dan semua kendaraan yang masuk ke dermaga bisa diseberangkan menuju Bakauheni, Lampung.
Namun demikian, kata dia, diperkirakan menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan terjadi peningkatan penumpang dan angkutan.
Ia menjelaskan, dari 27 kapal Ro-Ro itu diperkirakan mengangkut sekitar 5.500 kendaraan dan 25.000 penumpang diseberangkan dari Merak menuju Bakauheni.
"Saya menjamin penyeberangan Merak-Bakauheni normal hingga akhir pekan dan tidak akan terjadi penumpukan kendaraan," katanya.
No comments:
Post a Comment