Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan perseroan berencana mengakuisisi dua bank yang ukuran bisnisnya kecil pada paruh kedua tahun ini. "Dua bank, tapi yang kecil-kecil saja. Mulai carinya di semester kedua. Kami masih incar-incar saja," kata Jahja, kemarin malam.
Adapun terkait sektor bank yang akan dilirik, Jahja mengakui perseroan akan mencari bank yang bergerak di segmen ritel. Pasalnya, BCA selama ini fokus di segmen ritel, sehingga diharapkan bank yang akan diakuisisi memiliki fokus bisnis yang sejalan. "BCA punya pengalaman di bisnis ritel. Kami akan cari yang di ritel juga. Maunya yang bagus dan murah," ujar Jahja.
Jahja mengungkapkan, perseroan menganggarkan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk melakukan aksi korporasi tersebut. Meski begitu, ia mengaku proses akuisisi tidak bisa langsung selesai dan terwujud pada tahun ini. Menurut Jahja, proses akuisisi mulai dari mengincar kandidat hingga secara resmi diakuisisi bisa memakan waktu tahunan. Ia mencontohkan, ketika BCA memutuskan untuk memiliki unit bisnis syariah maupun asuransi, BCA membutuhkan waktu hingga dua tahun lebih.
Yang pasti, lanjut Jahja, rencana akuisisi tersebut sudah tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Tak hanya akuisisi, BCA juga tengah menggodok rencana pembentukan perusahaan modal ventura guna mendongkrak pembiayaan terutama di perusahaan rintisan (start up) yang bergerak di bidang jasa keuangan berbasis teknologi (FinTech) yang saat ini cukup populer.
"Suntikan modal sebenernya sudah ada. Cuma memang belum ada yang baru. Masih kecil-kecil," kata Jahja. Menurutnya. BCA mengalokasikan anggaran untuk pengembangan bisnis sebesar Rp1,5 trillun tahun ini. Anggaran tersebut tidak hanya dikhususkan untuk menyuntik perusahaan ventura namun juga ke anak usaha BCA lainnya yang membutuhkan suntikan modal.
“Tidak ada yang khusus untuk modal ventura berapa, tapi pokoknya untuk pengembangan bisnis kita sediakan Rp 1,5 triliun kalau perlu ditambahin jadi Rp2 triliun karena ikuiditas kita tidak ada masalah," ujarnya
No comments:
Post a Comment