Sunday, June 12, 2016

Nafsu Konsumi Masyarakat Meningkat 8 Persen Saat Puasa

Konsumsi masyarakat saat puasa semakin meningkat setiap tahunnya. Padahal seperti yang diketahui bersama waktu makan di saat puasa tidak sebebas di bulan lainnya. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyoroti perilaku ini. Ia mengaku heran konsumsi pangan masyarakat justru meningkat saat puasa sehingga memicu lonjakan harga bahan pokok seperti daging sampai bawang goreng.

Pedagang pasar membenarkan adanya kenaikan konsumsi masyarakat saat Ramadan. Belanja masyarakat saat bulan puasa cenderung meningkat dibandingkan bulan-bulan biasanya. Masyarakat cenderung membelanjakan uangnya lebih banyak makanan di saat bulan puasa.

"Praktiknya kan ternyata kebutuhan orang meningkat dari makan siang ke makan malam, artinya dibilang harusnya berkurang tapi kenapa kebutuhan meningkat? Mungkin karena biasanya makannya biasa, karena puasa makannya malam-malam biar rasa agak enakan kan gitu," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran.

Peningkatan konsumsi masyarakat saat puasa meningkat lantaran keterbatasan konsumsi di siang hari. Keinginan masyarakat terhadap konsumsi makanan juga lebih beragam karena terbatasnya keinginan sejak pagi hari sampai sore hari maka mereka menginginkan banyak hal di saat berbuka puasa.  Meningkatnya hasrat akan konsumsi berbagai varian makanan dan minuman membuat belanja masyarakat meningkat hingga 8% dibandingkan bulan biasa.

"Kita biasanya minum nggak usah pakai gula juga nggak apa-apa kan, ternyata karena buka puasa hasratnya kan. Kolak itu kalau nggak puasa kan nggak pakai kolak. Jadi biasanya ubi nggak laku sekarang laku. Variasi makanan meningkat, kebutuhan orang meningkat memang sedikit-sedikit tapi memang berubah. Kalau itu bisa lebih dari 8% kalau dirata-ratakan," jelas Ngadiran.

Pihaknya memberi contoh betapa konsumtifnya belanja pangan masyarakat saat puasa. Misalnya, masyarakat biasa mengonsumsi satu jenis pangan saja kemudian menambah daftar belanjaan yang dibeli. Hal ini membuat tingginya konsumsi masyarakat saat puasa.

"Biasanya nggak usah beli ayam kan sekarang beli ayam, walaupun ekonomi susah ternyata beli ayam. Biasanya nggak pakai kangkung sekarang pakai kangkung itu juga ditambah telur biasanya. Makan biasanyanggak usah pakai cabai sekarang pakai cabai," tutur Ngadiran.  Peningkatan penjualan pun terjadi pada beberapa bahan pangan seperti sirup, gula, dan minyak goreng. Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap minuman manis dan gorengan saat berbuka puasa.

"Memang ada beberapa barang-barang tertentu yang meningkat. Orang nggak biasa beli sirup beli sirup, orang nggak biasa beli gulanya 1 kilogram (kg) sekarang beli gulanya 1,5 kilogram (kg) kadang 2 kilogram (kg). Orang biasa beli minyak gorengan 0,5 kilogram (kg) sekarang beli 1 kilogram (kg)," kata Ngadiran.

Kenaikan harga pangan selalu terjadi setiap tahunnya jelang puasa hingga Lebaran. Di saat konsumsi masyarakat yang seharusnya menurun saat Bulan Ramadan, kenyataan di lapangan ternyata malah sebaliknya. Harga berbagai komoditas pangan di pasar meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan keheranannya mengapa hal ini bisa terjadi. Di bulan yang seharusnya konsumsi menurun karena ibadah puasa malah meningkat tidak terkendali.

"Harusnya kalau menahan diri puasa itu mengurangi konsumsi supaya itu kan hakikinya menahan diri mengurangi nafsu, menahan nafsu segala nafsu kita kurangi. Harusnya kebutuhan kita berkurang secara logika bukan bertambah justru ini tidak terkontrol, ini ada anomali," ujar Amran saat menghadiri operasi pasar di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (12/6/2016).

Amran tidak habis pikir kenapa fenomena ini terus berulang setiap tahunnya. Padahal harusnya konsumsi masyarakat menurun karena ibadah puasa. Namun, konsumsi masyarakat cenderung meningkat tanpa diketahui apa penyebabnya. "Yang saya merenung ini kadang bulan puasa menahan jadi menahan nafsu, menahan semua termasuk menahan belanja, ya kurangi lah, tapi ini dua kali lipat," kata Amran.

Mengantisipasi terjadinya gejolak harga yang lebih tinggi lagi, Kementerian Pertanian (Kementan) mempersiapkan pasokan pangan hingga dua kali lipat saat puasa dan Lebaran.  "Jadi siapkan dua kali lipat, padahal kita puasa kan, pagi sampai sore menahan makan, minum kemudian nafsu, semua ditahan. Tapi ini nafsu membelinya meningkat, kok ada anomali juga," tutur Amran.

No comments:

Post a Comment