Bank Indonesia dan 29 bank sentral lain berkomitmen menjaga kelancaran dan kestabilan pasar keuangan dunia pasca referendum di Britania Raya yang menuntut Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit). "Tiga puluh gubernur bank sentral di dunia menyatakan siap menjaga kelancaran dan kestabilan pasar keuangan pasca referendum di Inggris," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi (BI) Tirta Segara melalui keterangan resmi BI, senin (27/6).
Komitmen tersebut lahir pada pertemuan ekonomi global (Global Economic Meeting), yang merupakan rangkaian pertemuan tahunan Bank for International Settlement (BIS) di Basel, Swiss, Minggu (26/6).
Dalam pertemuan BIS tersebut, Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menyoroti dampak hasil referendum Inggris terhadap perekonomian. Ia menegaskan, BI akan terus mencermati potensi risiko yang mungkin muncul terhadap perekonomian Indonesia dan telah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif yang diperlukan.
"Selain itu, Bank Indonesia juga terus mempererat kerjasama dengan Pemerintah, OJK, dan LPS, maupun dengan otoritas bank sentral negara lain untuk menjaga stabilitas sistem keuangan nasional," ujar Tirta mengutip pernyataan Gubernur BI. Selain itu, lanjutnya, para pimpinan bank sentral juga menyampaikan dukungannya terhadap langkah-langkah antisipatif yang telah disiapkan oleh Bank Sentral Inggris (Bank of England).
"Para gubernur bank sentral juga menyatakan komitmen untuk senantiasa memonitor perkembangan kelancaran dan stabilitas pasar keuangan serta mempererat kerjasama antar bank sentral untuk memastikan kelancaran dan stabilitas pasar keuangan tetap terjaga," jelas Tirta.
No comments:
Post a Comment