Genting Oil and Gas Limited menemukan cadangan gas baru di Bintuni, Papua Barat. Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Bambang Dwi Djanuarto mengatakan cadangan gas lebih besar dari Blok Kasuari. "Positif lebih besar dari situ," ujar Bambang di sela-sela acara Media Gathering yang digelar SKK Migas di Sorong, Papua Barat, Jumat, 19 September 2014.
Wilayah tempat ditemukannya cadangan gas tersebut dikenal dengan nama Sumur Merah. "Posisinya di asrama BP International, tapi bukan wilayah kerja BP, melainkan di wilayah kerja Genting," ujar Bambang.
Potensi itu diperoleh setelah Genting melakukan studi awal, studi seismik, dan pengeboran awal. Genting masih perlu melakukan pengeboran lebih lanjut untuk membuktikan cadangan tersebut.
Genting pertama kali menemukan potensi cadangan gas di Blok Kasuari, Papua Barat, pada 2011. SKK Migas pernah melansir cadangan gas di blok itu mencapai 2,2 triliun kaki kubik (trillion cubic feet). Setelah itu, Genting menemukan potensi cadangan di Sumur Akido, Bintuni, Papua Barat.
Melihat banyaknya temuan tersebut, Bambang memperhitungkan bahwa cadangan migas temuan Genting bisa jadi lebih besar daripada 2,2 triliun kaki kubik, apalagi jika ditemukan sumur-sumur lain. Saat ini Genting tengah menjajaki eksplorasi ke Fakfak, Papua Barat.
Menurut Bambang, Genting bakal segera mengurus rencana pengembangan atau plan of development (POD). Targetnya, pada 2017 atau 2018, gas mulai mengalir.
Hingga kini, alokasi gas dari Genting belum diputuskan. "Kemungkinan ada tiga, untuk pabrik Petrokimia, dibawa ke LNG Tangguh, atau Genting bangun kilang sendiri juga mungkin, terserah pemerintah," ujarnya.
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku Enrico C.P. Ngantung mengatakan, mekanismenya, jika POD sudah disetujui, kontraktor bisa langsung produksi. Namun kontraktor biasanya membutuhkan waktu untuk menyiapkan fasilitas produksi. Ke depan, Genting diharapkan bakal menggenjot produksi gas dari Papua. Pada 2013, produksi gas dari Papua dan Maluku mencapai 26,2 persen dari total gas nasional. "Tahun ini masih sama, sekitar 26 persen," tuturnya.
No comments:
Post a Comment