Ketua Koalisi Anti Utang, Dani Setiawan menyebut tingginya utang luar negeri Indonesia disebabkan banyaknya mafia utang atau pemain bisnis utang yang bermain.
Menurut Dani, dalam masalah utang luar negeri Indonesia, bisa dilihat adanya unsur kesengajaan. Mafia utang menyebut Indonesia rentan akan krisis ekonomi dan sangat tergantung dengan ekonomi luar. Sedikit ada goncangan di ekonomi global maka ekonomi Indonesia langsung berpengaruh seperti melemahnya nilai tukar.
Kondisi ini membuat yield atau bunga surat berharga Indonesia membumbung tinggi. Para mafia tadi mengeruk keuntungan dari bunga utang yang tinggi yang dipinjam Indonesia.
"Kalau fundamental ekonomi Indonesia kuat tidak mungkin bunga obligasi setinggi itu. Amerika saja rendah sekali bunga utangnya. Itu karena ekonomi kita rentan dan dipermainkan pebisnis utang tadi," ucap Dani ketika ditemui di Tebet, Jakarta, Minggu (21/9).
Para pebisnis utang ini kemudian memainkan isu global yang membuat goncangan di ekonomi Indonesia. Negara maju seperti Indonesia dibuat ketergantungan akan utang dengan berbagai macam ketakutan yang datang dari luar.
"Mereka menggoyang dunia ketiga dengan provokasi akan utang meningkat. Mereka mengeluarkan persepsi instabilitas, tidak stabil," tegasnya.
Dani menyebut kondisi seperti ini sudah lumrah dalam dunia utang. Suatu negara jika sudah berutang akan susah untuk lepas dari jeratan tersebut.
"Dulu koloni negara berkembang dengan penjajahan. Sekarang engga ada lagi penjajahan caranya penghisapan, surplus harus ada. Ada satu teori ketergantungan mengatakan negara pusat akan terus menggantung negara pinggiran sebagai isapan ekonomi mereka. Praktik utang luar negeri ini dengan cara mempertahankan modus penghisapan," tutupnya.
No comments:
Post a Comment