Wakil Presiden Boediono menilai keberhasilan Indonesia lolos dari krisis pada 2008 bukan merupakan keberuntungan tapi kerja keras pemerintah dan sektor swasta, sehingga masih berhasil mencapai pertumbuhan Produk Domestik Bruto sebesar enam persen.
"Hasil positif itu tidak keluar dari keberuntungan tapi dari hasil kerja keras," kata Wapres Boediono saat membuka forum global alumni The Wharton School University of Pennsylvania di Jakarta, Jumat.
Menurut Wapres, banyak perusahaan di Indonesia telah diprivatisasi dan dijadikan publik dalam upaya memperbaiki kinerja dan profesionalisme.
"Enam perusahaan negara kami berada di daftar 500 perusahaan global majalah Fortune."
Boediono memperkirakan potensi pertumbuhan terutama di sektor konsumsi, infrastruktur dan sumber daya alam di masa mendatang masih sangat terbuka luas.
Sebagai contoh, lanjut Wapres, orang Indonesia hanya mengkonsumsi tujuh kilogram daging per kapita per tahun, suatu jumlah yang sangat sedikit dibandingkan dengan orang Malaysia yang menghabiskan 47 kilogram daging per kapita per tahun.
Dalam bidang infrastruktur, Indonesia sesungguhnya membutuhkan begitu banyak investasi baru mengingat dengan pertumbuhan yang makin mendesak seperti sekarang, Indonesia membutuhkan tambahan tenaga listrik hingga 25.000 Megawatt pada 2020, di mana separuhnya harus datang dari energi terbarukan.
Selain itu 10.000 kilometer tambahan jalan dalam beberapa tahun mendatang, serta bandara baru, pelabuhan juga kereta api.
The Wharton School Global Alumni Forum ini juga menghadirkan Gubernur Bank Sentral Malaysia Tan Sri Dato` Dr. Zeti Akhtar Aziz, dan Sir Rod Eddington, Chairman of JP Morgan Australia dan mantan pemimpin perusahaan penerbangan Cathay Pacific dan British Airways sebagai pembicara utama.
No comments:
Post a Comment