Korea Energy co. Ltd menanamkan investasi pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir sampah Sukosari, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, senilai Rp 90 miliar. Pemerintah Karanganyar bersama perusahaan tersebut kini telah membentuk perusahaan bersama, PT Eco Green Karanganyar. Penandatanganan kerja sama itu akan dilakukan 20 Januari besok.
Direktur Utama PT Eco Green Indonesia, Jason Lee, mengatakan sebelumnya dia melihat potensi di daerah lain, seperti Batam, Semarang, dan Surakarta. “Tapi akhirnya kami putuskan memilih Karanganyar karena ada jaminan penyediaan sampah hingga 300 ton sehari,” kata Jason di Karanganyar, Rabu, 18 Januari 2012.
Perusahaa ini akan membangun industri pengolahan sampah di lahan seluas 3 hektare. Namun, yang akan digunakan hanya separuhnya. Sisanya yang 1,5 hektare dipakai untuk membangun taman, restoran, dan fasilitas publik lain. “Nantinya tidak terlihat seperti tempat pengolahan sampah. Karena tidak ada polusi, tidak berbau, dan ramah lingkungan,” kata dia, yang mengaku akan membawa teknologi terbaru pengolahan sampah dari Korea.
Kapasitas pengolahannya mencapai 300 ton per hari. Sampah itu, diolah menjadi charcoal atau batubara dan produk turunannya, seperti sabun dan pupuk. “Nanti akan kami jual ke industri di sekitar Karanganyar dan perusahaan besar di Indonesia,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian Dalam Negeri, Andi Kriarmoni, mengatakan proyek itu termasuk penanaman modal asing karena seluruh modal dari investor asal Korea Selatan. “Sistemnya BOT, yaitu build, operate, transfer,” kata dia.
Maksudnya, investor Korea yang membangun, mengelola, dan alih teknologi ke Indonesia. Setelah dikelola investor Korea selama 25 tahun, baru akan diserahkan ke Indonesia. “Ini pertama kali di Indonesia dan akan menjadi proyek percontohan pengolahan sampah. Setelah ini, kemungkinan di Batam akan dibuat yang serupa,” kata Andi.
Bupati Karanganyar Rina Iriani mengatakan setiap hari sampah di Karanganyar mencapai sekitar 100 ton. “Tapi nanti bisa dicari lagi di desa-desa untuk memenuhi kapasitas produksi 300 ton sehari,” kata dia. Rina berharap kehadiran investor Korea Selatan itu dapat mengolah sampah agar ramah lingkungan. “Dan tentunya, membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar”.
Dalam dua bulan ke depan, Rina beserta investor mengupayakan seluruh perizinan selesai. Lalu delapan bulan berikutnya, proses pembangunan. Jason menyebut, jika perizinan dan pembangunan sesuai jadwal, akhir 2012 atau awal 2013 pabrik sudah bisa beroperasi.
No comments:
Post a Comment