Friday, June 8, 2012

Kementerian Kelautan dan Perikanan Revitalisasi Tambak Untuk Pacu Produksi


 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggerakkan seluruh potensi perikanan, untuk kesejahteraan rakyat, salah satu potensi yang menjadi prioritas dari kebijakan KKP adalah udang. Sebagai komoditas unggulan KKP, Produksi udang ditargetkan meningkat sebesar 15 persen dari tahun 2011 sebesar 460 ribu ton menjadi 529 ribu ton pada tahun 2012. Demikian dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo dalam Forum Udang Nasional diConvention Centre Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, Kamis (24/5).
     Sharif menuturkan, industrialisasi udang akan diselaraskan melalui revitalisasi tambak dengan melakukan perbaikan infrastruktur berupa saluran primer, sekunder dan tertier. Langkah ini dinilai dapat mengoptimalkan kawasan pertambakan di Pantai Utara Jawa. Seperti diketahui, pada 2012 KKP telah menetapkan empat komoditas industrialisasi, yaitu udang, bandeng, patin dan rumput laut. Sampai saat ini lokasi industrialisasi udang telah tersebar di berbagai Provinsi antara lain, Banten, Jawa Barat,  Jawa Tengah dan Jawa Timur. Terkait hal itu, secara bertahap, KKP menargetkan dapat merevitalisasi areal tambak di provinsi Banten dan Jawa Barat seluas 20 ribu Ha dan 5 ribu Ha. "Rencananya revitalisasi tambak tersebut, akan dilengkapi dengan perbaikan tanggul pematang, pendalaman tambak, serta pemasangan plastik mulsa," sambung Sharif.
     KKP menargetkan, lokasi Industrialisasi udang sampai dengan 2014 yang mencakup empat Provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan totalluas lahan 135.213 ha.Sedangkan capaian luas lahan tambak udang pada 2011 seluas 180.844 ha yang  tersebar di 22 kabupaten. Untuk tahun 2012, Provinsi Banten dan Jawa Barat menjadi fokus pelaksanaan Industrialisasi udang. Seiring dengan itu, KKP melalui Dirjen Perikanan Budidaya (DJPB) melakukan penguatan kelembagaan khususnya Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) Perikanan dan Kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN). " Dalam mendukung upaya itu, KKP  menyusun jaringan informasi kelembagaan UPP dan POKDAKAN serta memfasilitasi kemitraan," ujar Sharif.
     Revitalisasi tambak tersebut, Sharif optimis tenaga kerja yang akan diserap lebih dari 400 ribu orang. Atas dasar itu, KKP berupaya dalam menggalang dukungan berbagai kementerian dan instansi terkait di antaranya, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pemerintah Daerah (Pemda), Perbankan, dan Perguruan Tinggi.
     Tak cukup sampai di situ, KKP akan menggandeng peran serta pihak swasta, yaitu produsen benih dalam menjamin ketersediaan benur udang berkualitas, pakan,dan sarana produksi lainnya serta stakeholders  yang bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
     Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Subiakto menambahkan, nilai ekspor udang Indonesia pada 2011 meningkat sebesar 1,3 miliar dolar AS dibandingkan dengan capaian di 2010 sebesar 1,1 miliar dolar AS. Sementara itu, total capaian volume ekspor udang pada 2011 sebesar 158 ribu ton. Tujuan utama ekspor udang ke Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Sementara itu, sebagian besar basis produksi udang pada 2011 diproduksi di Pulau Jawa yakni sebesar 116 ributon. Jika ditilik, maka produksi udang di Pulau Jawa memberikan kontribusi sebesar 31 persen dari total produksi nasional.  Dijelaskan Slamet, melalui revitalisasi tambak udang di pantura maka diharapkan dapat mendorong berkembangnya produk udang  untuk pasar nasional dan global. Sementara itu pada 2011, kebutuhan bahan baku komoditas udang untuk pasokan di UPIterus meningkat yaitu sekitar 470 ributon. Saat ini ada sekitar 147 unit pengolahan udang.
     Slamet menekankan perhatiannya,atas kondisi tambak di pantura yang kian rusak akibat meningkatnya pencemaran dan kerusakan di daerah hulu. Maka dari itu, optimalisasi pemanfaatan tambak dinilai tepat demi meningkatkan produktivitas tambak serta dalam memenuhi kebutuhan bahan baku baku industri pengolahan. Tak hanya itu,  KKP secara optimal dan aktif dalam memfasilitasi kemitraan dan menyediakan Bantuan Langsung Masyarakat( BLM), Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta kredit komersil dalam upaya membantu petambak udang. Langkah ini dinilai Slamet, dapat meningkatkan pendapatan para pembudidaya, yang akan diikuti dengan tersedianya lapangan kerja di bidang pengolah dan pemasaran.
     Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Indra Sakti, SE, MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0818159705)

No comments:

Post a Comment