ORANG Samin menolak bayar pajak, karena yang dilawannya pemerintah Belanda. Tapi jika orang kaya sekarang enggan bayar pajak, itu berarti mereka lebih sadis dari Wong Samin, karena pemerintahan sekarang adalah pemerintahan bangsa dewek. Dirjen Pajak Fuad Rachmani kemarin mengeluh, 50 % dari orang kaya Indonesia tidak mau bayar pajak. Pantesan beberapa tahun ini pemasukan pajak tak mencapai target.
Orang Samin di Klopo Duwur Blora (Jateng) dan Jipang Bojonegoro (Jatim) terkenal ketidakpatuhannya membayar pajak. Tapi itu terjadi di masa penjajahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka dan dipimpin Bung Karno yang wong Jawa juga, mereka patuh menunaikan kewajibannya. Itulah ketaatan orang kampung yang sederhana, yang tidak silau pada semaraknya jaman.
Paling ironis adalah, ketika manusia-manusia modern dan kaya raya, ternyata tidak mau bayar pajak juga. Padahal sejak proklamasi hingga kini, NKRI tetap dipimpin oleh bangsa dewek, termasuk presiden sekarang Pak SBY. Berarti orang-orang kaya negeri ini tak punya nasionalisme, kalah dengan Wong Samin. Tapi kenapa pula negara tak berdaya menghadapi para pengemplang pajak ini?
Bila hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas, rupanya dalam soal pajak seperti itu juga. Pajak-pajak yang nilai kecil, ditelateni oleh negara, seperti pajak pengarang. Berapa sih honor pengarang dan kolumnis di suratkabar? Tapi mereka tetap digorok 14 % dari jumlah honor yang diterimanya. Sedangkan para konglomerat yang nilai pajaknya sampai miliaran bahkan triliun banyak yang lolos. Maka kata Dirjen Pajak Fuad Rachmani kemarin, 50 % orang kaya di Indonesia tidak bayar pajak! Wah pantes cepet jadi kaya ya
Ketika jumlah pajaknya masih bernilai ratusan ribu sampai jutaan, Wajib Pajak masih banyak yang patuh. Tapi ketika sudah bernilai miliar bahkan triliun, mulailah para taipan itu merasa sayang dan kemudian berkelit. Untuk menurunkan jumlah pajaknya, banyak yang kemudian berkolusi dengan setan-setan pajak Gayus Tambunan Cs.
Gara-gara ulah mereka yang didukung para setan-setan perpajakan, beberapa tahun terakhir ini penerimaan pajak di luar target. Tahun 2013 misalnya, dari target Rp 1.148,4 triliun hanya masuk Rp 1.071,1 triliun. Padahal 78 % pendapatan negara sangat bergantung dari pemasukan pajak.
No comments:
Post a Comment