PT Holcim Indonesia membukukan pendapatan sebesar Rp 4,93 triliun pada periode enam bulan pertama 2014. Angka itu meningkat hampir 10 persen dari penjualan pada periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 4,48 triliun. “Peningkatan ini didorong oleh tiga persen kenaikan volume penjualan di pasar domestik dan peningkatan harga jual,” ujar Corporate Communications Manager Holcim Diah Sasanawati melalui siaran pers yang diterima Tempo, Senin, 4 Agustus 2014.
Di lain pihak, laba kotor Holcim meningkat sebesar Rp 12 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal itu terjadi akibat dari dampak penekanan biaya, termasuk kenaikan tarif dasar listrik yang diumumkan pemerintah Mei lalu.
“Untuk laba operasi tercatat 14 persen lebih rendah sebagai dampak dari naiknya biaya distribusi. Namun, menguatnya nilai tukar rupiah selama semester pertama 2014 berkontribusi terhadap selisih tipis pada laba profit, yakni sebesar 3,8 persen atau sebesar Rp 449 miliar,” katanya. Tahun 2013, laba profit sebesar Rp 467 miliar.
Diah juga mengungkapkan bahwa proyek pembangunan pabrik penggilingan semen baru Holcim telah mulai berjalan di Lampung. “Kami menargetkan selesai dibangun pada 2015 mendatang,” ujarnya. Dengan pabrik penggilingan yang baru tersebut diharapkan dapat mempersingkat rantai pasokan ke Sumatra.
Tambahan kapasitas produksi sebesar 1,7 juta ton dari Pabrik Tuban 2, Diah melanjutkan, rencananya juga akan mulai beroperasi pada tahun yang sama. Dengan begitu, peluang perusahaan di pasar terus bertumbuh.
Diah berharap pembangunan dan revitalisasi infrastruktur dapat kembali normal setelah pemilihan umum presiden usai. Hal itu diyakini akan mengembalikan kegiatan bisnis dan investasi sektor swasta.
Holcim memulai beberapa kontrak baru tahun ini, termasuk aplikasi pada jalan berbahan beton berpori (ThruCrete) yang digunakan pada landasan pacu di Bandara Internasional Juanda, Surabaya. “ThruCrete diaplikasikan guna mengantisipasi banjir. Juga beton khusus untuk mempercepat perbaikan jalan perkotaan (SpeedCrete) di Jakarta dan sekitarnya,” kata Diah.
No comments:
Post a Comment