Saturday, August 23, 2014

Sido Muncul Bangun Pabrik Jamu di Makassar Setelah Masuk Pasar Singapura dan Australia

Direktur Utama PT Sidomuncul, Irwan Hidayat, mengatakan jamu produk unggulan perusahaannya sudah berhasil masuk pasar Singapura dan Australia. “ini merupakan bukti obat herbal semakin dipercaya. Kita tahu di dua negara itu standar kesehatan mereka sangat tinggi. Tapi mereka ternyata juga bisa konsumsi obat herbal,” ujar Irwan di sela-sela road show pasar tradisional di Palembang, Sabtu, 25 Februari 2012.

Menurut Irwan, Sidomuncul menargetkan dapat menguasai 10 persen pasar produk serupa di Singapura dan Australia. Tahap selanjutnya, PT Sidomuncul sedang menjajaki pasar Timur Tengah dan Eropa.  Adapun untuk pasar dalam negeri, PT Sidomuncul sudah memasarkan berbagai jenis prosuk unggulan. Selain berupa minuman energi, juga obat herbal.

Irwan mengakui persaingan produk sejenis semakin sengit, sehingga produsen dituntut untuk kreatif mengenal pasar. “Sekarang pabrik farmasi ramai-ramai memproduksi obat masuk angin. Padahal 20 tahun lalu banyak orang yang mencibir,” katanya. Meski pangsa pasar di luar Jawa semakin meningkat dari tahun ketahun, Sidomuncul belum berniat menambah pabrik baru, termasuk yang berlokasi di luar Jawa. Perseroan masih mempercayakan pabrik yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta KM 28 Semarang, Jawa tengah.

Irwan beralasan untuk membangun sebuah pabrik dibutuhkan dana dan sumber daya manusia yang besar. Sedangkan SDM yang mengerti ihwal obat herbal masih sangat terbatas. “Produk kami membutuhkan tenaga laboratorium yang banyak, sementara itu belum banyak yang memiliki keahlian seperti itu.”

Menurut Irwan, yang paling memungkinkan adalah membangun kerja sama dengan petani rempah-rempah yang ada di Sumatera Selatan. “Di sini kan banyak petani rempah sebagai bahan dasar obat. Kepada petani kami berikan alat ekstraksi,” ucapnya. Pemilik toko grosir di Palembang, Sulistyo, menuturkan untuk pasar lokal produk Sidomuncul masih iedentik dengan Kuku Bima Energi, Tolak Angin, kunyit asam serta Alang sari plus. “Pasar lokal kita tetap andalkan minuman energi aneka rasa dan tolak angin,” kata Sulistyo.

Sulistyo justru berharap PT Sidomuncul membangun pabrik di Palembang agar distribusi semakin lancar sehingga harga jual kepada konsumen dapat ditekan.  Dalam road show yang disebut sebagai jumpa pelanggan dan distributor itu, PT Sidomuncul membawa sejumlah bintang iklan produk Sidomuncul, seperti Donny Kusuma, Vega Darwanti, dan Soimah.

Perusahaan jamu nasional PT Sidomuncul memperluas bisnis di Sulawesi Selatan. Rencananya tahun ini Sidomuncul membangun pabrik baru untuk memperluas pemasaran dan memperkecil biaya distribusi. Investasi yang disiapkan sekitar Rp 28 miliar. "Kami belum menentukan tempatnya tapi rencananya tahun ini sudah mulai dibangun," kata Presiden Direktur PT Sidomuncul Irwan Hidayat saat bertemu dengan distributor Sidomuncul di Makassar akhir pekan lalu.

Soal target di tahun 2014 ini, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,8 triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan dari pencapaian tahun 2013 lalu sebesar Rp 2,4 triliun. Sidomuncul telah menganggarkan dana belanja modal sepanjang 2014 sebesar Rp 870 miliar. Jumlah tersebut termasuk untuk tahap awal ekspansi pembangunan pabrik perseroan di Sulawesi Selatan.

Menurut Irwan, Sidomuncul mengalami peningkatan penjualan selama musim penghujan. Karena banyak warga yang menggunakan produk pencegah masuk angin dari Sidomuncul. "Selama tiga bulan terakhir meningkat sampai 10 persen khusus untuk produk anti-masuk angin. Tapi produk minuman agak sedikit menurun," katanya.

Perusahaan juga menambah produksi produk tersebut sekitar 30 persen selama musim penghujan. Tahun lalu produksinya sekitar 400 ton per bulan. Selain dikonsumsi dalam negeri, produk itu juga diekspor ke luar negeri. "Seperti Malaysia, Australia, Eropa, dan Amerika," katanya.

Regional Operation Manager Sido Muncul Wilayah Makassar, Parepare, dan Wonomulyo, Muhridwan Kusuma, mengatakan total omzet untuk wilayah Makassar paling sedikit 16 persen dari omzet nasional. Setiap bulannya berhasil diperoleh penjualan Rp 1,5 miliar. Produk Sidomuncul didistribusikan di wilayah Sulawesi, kecuali Manado. "Pendapatan sepanjang tahun 2013 mencapai Rp 300 miliar," kata Muhridwan.

No comments:

Post a Comment