Besaran subsidi energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015, dinilai fantastis, yakni mencapai Rp 363,5 triliun. Padahal, kebijakan tersebut telah banyak dikritik karena tak tepat sasaran. Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz berharap, pemerintahan baru nanti bisa merevisinya. Harry menjelaskan, besaran subsidi yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya tidak terlalu berubah dari APBNP 2014.
"Jadi saya berharap pemerintah baru nanti mengubahnya di APBNP 2015 yang diharapkan bisa dilakukan antara Februari/Maret 2015," kata Harry kepada Kompas.com, Jumat (15/8/2014).
Lebih lanjut, politisi Golkar itu menegaskan, jika pemerintah baru bisa menghemat subsidi energi sebesar Rp 100 triliun saja, anggaran tersebut bisa dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. Misalnya, dengan anggaran Rp 30 miliar saja, pemerintah sudah bisa membangun jalan baru sepanjang 1 kilometer.
Artinya, dengan menghemat Rp 100 triliun anggaran subsidi energi, pemerintah bisa membangun setidaknya 3.333,34 kilometer jalan baru. "Untuk menghemat subsidi energi, yang paling mudah menaikkan harga, seperti pidato Wakil Ketua DPR dari PDIP (Pramono Anung)," jelas Harry.
Dalam pembacaan nota keuangan siang ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan, pemerintah akan mengalokasikan subsidi sebesar Rp 433,5 triliun pada 2015. Dari jumlah itu, subsidi energi mendapatkan porsi sebesar Rp 363,5 triliun, sementara subsidi non energi hanya Rp 70 triliun.
Presiden sendiri mengakui sejauh ini penyaluran subsidi masih banyak yang salah sasaran, karena ikut dinikmati masyarakat yang secara ekonomi, mampu. Tahun depan, diharapkan penyaluran subsidi lebih tepat sasaran
No comments:
Post a Comment