Badan Pusat Statistik mencatat ekspor perhiasan pada Juni meningkat 109, 21 persen menjadi US$ 338,8 juta jika dibanding nilai ekspor Mei. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo menyebut peningkatan itu karena memang permintaan yang cukup tinggi.
"Perhiasan dan permata Indonesia cukup unik, sehingga banyak yang tertarik terhadap barang tersebut," ujarnya saat dihubungi , Senin, 4 Agustus 2014.
Sejauh ini, Indonesia mengekspor perhiasan dan permata di negara-negara maju di dunia yang tersebar di Eropa, Amerika, dan Asia. Sektor ini menyumbang 3,56 persen terhadap neraca ekspor Indonesia. Total ekspor per Juni mencapai US$ 15,42 miliar, meningkat 4 persen dari bulan sebelumnya.
Selain sektor tersebut, ekspor minyak juga naik 28,62 persen menjadi US$ 990,3 juta. Ekspor hasil minyak dan gas juga naik masing-masing 5,63 persen dan 13,59 persen. Sedangkan ekspor mineral dan batu bara turun 7,35 persen.
Meski ekspor meningkat, neraca perdagangan tetap mengalami defisit karena nilai impor yang tinggi mencapai US$ 15,72 miliar. Selisih tersebut membuat neraca perdagangan defisit US$ 305,1 juta.
Menurut catatan BPS, impor terbesar berasal dari impor non-migas yang melonjak 11,41 persen menjadi US$ 12,33 miliar. Sedangkan impor migas turun 8,42 persen menjadi US$ 3,39 miliar.
Sasmito berpendapat, nilai impor akan tetap meningkat selama belum ada industri alternatif dari dalam negeri yang bisa menekan laju impor.
No comments:
Post a Comment