Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan pengusaha logistik laut tak akan banyak terpengaruh dengan pembatasan waktu penjualan Solar bersubsidi. Sebab, sudah sejak setahun belakangan kapal-kapal pengangkut barang anggota INSA diklaim tak menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi.
"Kapal kargo dan penumpang milik anggota kami tidak memakai BBM bersubsidi," kata Carmelita saat dihubungi, Ahad, 3 Agustus 2014. Menurut Carmelita, hanya kapal-kapal yang melayani rute perintis yang masih menggunakan BBM bersubsidi. Sebab kapal-kapal itu mendapat bantuan atau sebagian dikelola oleh pemerintah.
Carmelita menilai justru arus logistik di daratlah yang akan terguncang oleh kebijakan pembatasan Solar bersubsidi tersebut. Apalagi, kata sekitar 60 persen logistik barang di Indonesia masih memakai transportasi darat.
Seperti diketahui, mulai 4 Agustus 2014, waktu penjualan Solar bersubsidi di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali akan dibatasi hanya pukul 08.00 hingga 18.00. Pembatasan itu berlaku untuk wilayah pertambangan, perkebunan, industri, dan pelabuhan.
Sementara itu, mulai 1 Agustus 2014, SPBU di Jakarta Pusat tak lagi menjual Solar bersubsidi. Sementara mulai 6 Agustus 2014, SPBU di sepanjang tol tak menjual Premium. Kebijakan itu untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi yang dikhawatirkan melebihi kuota yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan 2014.
No comments:
Post a Comment