Para santri Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Agrobisnis dan Agroindustri, Waru, Sidoarjo patut berbangga karena menjadi satu-satunya produsen kopi bubuk sambil mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Kopi yang diberi merek Kopi Mahkota Raja itu bahkan sudah berhasil menembus pasar internasional, tepatnya di Malaysia dan Dubai.
Pengasuh Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Agrobisnis dan Agroindustri, KH M Zakki Mukmin mengatakan kedua negara itu sudah menjadi langganan kopi produksi pesantrennya itu sejak awal produksi sekitar tahun 2012. Sebab, dia memanfaatkan teman-temannya di komunitas kopi lintas negara untuk memasarkan Kopi Mahkota Raja di mancanegara.
"Jadi tiap bulan mesti melakukan pengiriman dua truk ke dua negara tersebut," kata Zakki saat ditemui di rumah sekaligus pesantrennya di perumahan Graha Tirta, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu 16 Agustus 2014.
Di pasar internasional, kata Zakki, kopi produk asli pesantren itu justru lebih laku dibanding di Jawa Timur sendiri. Di Jawa Timur, kopi khas pesantren ini dijual dengan harga Rp 30-35 ribu per kilogram, namun di pasar ekspor dilego dengan harga Rp 60-70 ribu per kilogram. "Karena omzetnya makin besar, kami sekarang ingin menjajal pasar Eropa," kata dia
Dalam satu bulan, para santri sudah mampu memproduksi Kopi Mahkota Raja sebanyak 40-45 ton. Dengan produksi sebanyak itu, omzet yang diperoleh pesantren berkisar Rp 1 miliar lebih tiap bulan. "Santri yang bekerja juga dapat gaji sesuai upah minimum, rata-rata Rp 1,2 juta sampai Rp 2,2 juta per bulan," tutur Zakki.
Zakki menjelaskan, saat ini santri yang ikut bekerja memproduksi kopi itu sudah mencapai 300 - 400 santri orang. Sekitar 100 santri di antaranya menetap di pesantren. "Mereka semua hafal Al-Quran, tapi juga memiliki jiwa wirausaha," tuturnya.
No comments:
Post a Comment