Leader Mavrodi Mondial Moneybook (MMM) wilayah Bekasi, Hartono, membenarkan bahwa komunitasnya itu tidak berbadan hukum. MMM hanyalah sebuah komunitas penggalangan dana kemanusiaan, sehingga tidak diperlukan adanya badan hukum. "Ini hanya komunitas biasa, apa perlu badan hukum?," kata Hartono dengan nada berbalik tanya saat dihubungi , Kamis, 7 Agustus 2014.
Sejak masuk ke Indonesia pada 2012, MMM telah memiliki anggota sekitar dua juta orang per Juli 2014. Padahal pada Maret 2014, anggota masih 350 ribu orang. Anggota tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia antara lain Jabodetabek, Aceh, Medan, kota-kota besar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. "Indonesia bagian timur masih belum banyak," ujar Hartono.
Tak hanya Indonesia, MMM juga tersebar di berbagai dunia. Di antaranya Hong Kong, Vietnam, Malaysia, Singapura, India, dan baru saja launching di Cina Kata Hartono, MMM dikenalkan pertama kali di Rusia pada 1994. Sistem server MMM berpusat langsung di Rusia. Sehingga yang mempertemukan pihak profit help (PH) dan get help (GH) adalah server di Rusia. Tanpa melakukan usaha apapun, MMM menawarkan pengembalian dana 30 persen setiap bulan.
Hartono menepis dugaan adanya pengelola yang menyamar sebagai anggota untuk mendapat dana sebagai pengoperasian website. "Website kami tidak berbayar. Sama halnya seperti Facebook dan Google, kan tidak meminta penggunanya untuk membayar. Bedanya, di MMM belum ada iklan," tuturnya.
Di Indonesia, MMM pertama kali diperkenalkan oleh sejumlah warga negara Rusia sejak Juli 2012. Namun, mereka tidak banyak bergerak karena khawatir MMM akan dianggap menggalang dana dan menipu masyarakat. Selain itu, sistem MMM yang dijalankan dalam bahasa Rusia membuat skema ini pada awalnya tidak berkembang di Indonesia.
Pada Oktober 2012, Robertus Julyanto bertemu dengan Leader MMM Ukraina bernama Stanislav Boyko, yang fasih berbahasa Inggris. Singkat kata, pada November 2012, Robertus mulai bergerak mencari orang yang mau bergabung dengan MMM. Pada 26 Januari 2013, MMM Indonesia mulai beroperasi dengan 50 partisipan.
"Saat ini jumlah partisipan MMM di bawah saya ada 685.000 akun," kata Robertus, yang ditemui di sebuah pusat perbelanjaan di bilangan Senayan, Jakarta, 28 Mei 2014. Selain Robertus, ada beberapa orang Indonesia lagi yang mengembangkan MMM dengan mencantel leader MMM dari negara lain. Dengan jumlah kaki 685.000 akun, Robertus menjadi manajer MMM yang paling besar. Pasalnya, di Indonesia, hanya ada kurang dari satu juta akun di MMM.
Angka 685.000 ini tidak menggambarkan jumlah orang Indonesia yang menjadi partisipan MMM. Sebab, siapa pun bisa memiliki lebih dari satu akun karena untuk bergabung ke MMM cukup menggunakan nomor ponsel, alamat e-mail, dan nomor rekening bank. "Tapi, kalau ketahuan ada yang punya lebih dari satu, akunnya kami blok," ujar Robertus.
MMM, kata Robertus, bukan sebuah perusahaan, melainkan komunitas. Lelaki paruh baya yang pernah menjadi petinggi salah satu bank swasta yang dilikuidasi tahun 1998 itu bilang, MMM tidak mengumpulkan dana masyarakat. Uang partisipan tetap ada di rekening mereka masing-masing. MMM cuma membantu para partisipan tersebut untuk membantu partisipan lain yang membutuhkan uang.
Namun, agar menarik minat masyarakat, disertai dengan bonus yang cukup menggiurkan. Teknisnya, setelah melakukan pendaftaran di situs resmi MMM, partisipan harus menyodorkan bantuan uang senilai Rp 100.000 hingga maksimal Rp 10 juta. Di MMM, menyodorkan bantuan dana ini dikenal dengan istilah Provide Help (PH).
Setelah bantuan tersebut sukses dikirim kepada partisipan lain, dalam tempo sekitar sebulan atau 40 hari, partisipan tersebut bisa giliran minta dibantu oleh partisipan lain. Istilah yang digunakan untuk meminta giliran dibantu ini adalah Get Help (GH). Nah, nilai GH yang bisa diminta sebesar nilai PH yang sebelumnya diberikan ditambah 30 persen dari nilai PH tersebut. "Untuk bisa Get Help, semua partisipan harus Provide Help lebih dulu," kata Robertus.
Untuk memfasilitasi transaksi dana antar partisipan, Mavrodi membuat situs resmi yang hanya bisa diakses oleh orang yang sudah didaftarkan sebagai partisipan. Situs ini dikendalikan tim Mavrodi di Rusia. Mereka juga yang membuat sistem yang menyampaikan informasi kepada siapa partisipan yang sudah memasang status PH bisa mengirimkan dananya lewat e-mailatau SMS. Penerima dananya bisa siapa saja dan sebagian tidak dikenal oleh si pengirim dana. "Semua diatur sistem, tidak bisa secara manual," kata Robertus.
Bagi partisipan yang berhasil merekrut orang lain untuk bergabung di MMM diberikan bonus referral 10 persen dari jumlah PH yang diberikan oleh orang yang direkrut tersebut. Bonus referral ini bisa diperoleh maksimal empat kali. Jika ingin kembali mendapatkan bonus referral, orang yang direkrut tadi harus kembali melakukan PH lebih besar dari sebelumnya.
Nah, jika orang yang direkrut tadi mengajak orang lain untuk bergabung di MMM, maka ia juga bisa mendapatkan bonusreferral 10 persen. Orang yang ada di level atas juga akan menikmati bonus referral dengan besaran beragam, mulai dari 5 persen per PH hingga 0,1 persen per PH. Semakin tinggi level seseorang dalam piramida MMM, makin kecil persentase bonusreferral yang diterima, yakni hingga minimal 0,1 persen.
MMM memiliki level berjenjang, mulai dari partisipan, Manajer 10 (bonus referral 5 persen dari nilai PH kaki di bawahnya), Manajer 100 (3 persen), Manajer 1.000 (1 persen), Manajer 100.000 (0,25 persen), Manajer 100.000, hingga Manajer 1 juta.
Di Indonesia, puncak tertinggi MMM baru mencapai level Manajer 100.000. Artinya, kaki yang dimiliki antara 100.000 sampai di bawah 1 juta. Orang yang menjadi Manajer 1 juta di MMM, ya, pendirinya, Sergey Mavrodi.
MMM, seperti pengakuan Robertus, bukanlah perusahaan investasi, tidak pula menjual produk yang menghasilkan keuntungan. "Sumber dana bonus berasal dari PH partisipan lain. Jadi, jika seseorang mengajukan GH nantinya yang akan memberikan PH tidak hanya satu orang saja. Bisa dari dua PH atau lebih," jelas Robertus.
Sistem investasi MMM saat ini ramai dibicarakan karena keuntungannya mencapai 30 persen selama satu bulan. Namun, masyarakat harus sangat waspada terhadap investasi semacam ini. Kepala Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Ardiansyah Parman mengatakan, investasi MMM sangatlah berbahaya karena mamakai sistem piramida yang dilarang dalam UU Perdagangan. Bahkan, sistem money game semacam itu sudah menipu banyak korban di Rusia.
"Ada SMS itu, katanya di Rusia banyak yang bunuh diri karenamoney game itu. Di Undang-Undang Perdagangan sudah dimasukkan bahwa sistem piramida itu terlarang. Sistem piramida itu hukumannya pidana maksimal 10 tahun," ujar Ardiansyah di Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Dia kemudian menjelaskan, dalam sistem piramida, pengusaha mendapatkan pendapatan bukan dari usaha sendiri, melainkan dari merekrut orang lain. Sistem seperti ini, menurut dia, sangat memiliki risiko yang tinggi bahwa dana yang terkumpul bisa saja setiap saat diambil oleh pengelolanya.
Ardiansyah mengatakan, sistem MMM tidak jelas karena dijalankan dari luar negeri dan entah di mana. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap MMM. Pasalnya, jika uang peserta hilang, maka pengelola tidak bisa dikenai UU Perdagangan karena mengelola di luar negeri.
"MMM pemainnya gak ada di sini. Gak jelas di mana servernya. Kalau perusahaan ada di sini, bisa kena Undang-Undang Perdagangan. Multi-lavel marketing beda sama money game. Ini kan arisan gak jelas, kita gak tahu juga pemainnya," kata dia.
Leader Mavrodi Mondial Moneybook (MMM) wilayah Bekasi, Hartono, menjelaskan sistem dasar yang berlaku di komunitasnya. Dia menegaskan bahwa tidak ada pungutan biaya bagi para pendaftar. "Dari awal kami tegaskan bahwa tidak ada jaminan uang kembali, semua bersifat sukarela," kata Hartono saat dihubungi , Kamis, 7 Agustus 2014.
Sistem arisan berantai Mavrodi Mondial Moneybox atau di Indonesia disebut Manusia Membantu Manusia (MMM) kini tengah ramai diperbincangkan di kalangan masyarakat. Sebab, arisan ini menjanjikan imbal hasil sebesar 30 persen per bulan dari dana yang ditempatkan. MMM tidak hanya booming di Indonesia. Di India, MMM pun dikenal sangat luas, khususnya di daerah-daerah rural alias pedesaan.
Namun demikian, arisan MMM di India menuai kasus kriminal yang menyeret pelakunya ke ranah hukum. Pada Juli tahun 2013 lalu, Badan Pelanggaran Ekonomi (EOW) kota Mumbai menangkap seorang pria asal Rusia bernama Michael Gulakhev dan Jennifer Menezes, istrinya yang berasal dari Goa, India. Pasangan tersebut ditangkap karena melalukan penipuan yang melibatkan MMM India.
"Pasangan ini mengendalikan publikasi dan koordinasi bisnis (MMM) melalui internet. Kami sudah menangkap mereka di Goa," kata seorang perwira polisi setempat, seperti dikutip dari The Times of India, Jumat (8/8/2014). Gulakhev bekerja di MMM India sebagai penerjemah sekaligus motivator. "Dia (Gulakhev) telah menyelenggarakan beberapa kamp pelatihan dan memotivasi para investor. Setiap kali ada orang Rusia yang datang berkunjung dan menyampaikan materi, Gulakhev akan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris kemudian bahasa Hindi," jelas polisi tersebut.
Sebagai buntut kasus tersebut, otoritas setempat telah membekukan lebih dari 20 rekening bank milik tersangka. "Kami berusaha mencari tahu apakah ada uang yang telah dikirim ke luar negeri," ujar salah satu sumber dari pihak kepolisian. Sebelumnya pada bulan Juni tahun yang sama, EOW telah menangkap lima orang termasuk dua orang warga negara Rusia untuk kasus penipuan dengan melalui MMM India. Diduga, pendiri MMM Sergei Mavrodi juga ikut mendalangi kasus
Setelah mendaftar, calon anggota diwajibkan mengisi data pribadi yang ada di website MMM untuk membuat akun, termasuk mencantumkan nomor rekening. Kedua, pendaftar akan tercatat sebagai profir help (PH) yakni penyetor dana. Nominal dana yang akan disetor berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 10 juta. Bila ingin mentransfer lebih dari Rp 10 juta, PH harus mempunyai dua akun.
Kemudian, PH juga disarankan memilih satu hari tertentu sebagai penentuan pertumbuhan makro atau presentase pengembalian. Di antaranya pada Senin dan Kamis sebesar 10-11 persen atau Selasa dan Rabu sebesar 8 persen. Setelah itu, PH akan mendapat email dari server MMM yang menyatakan bahwa telah resmi masuk menjadi anggota. Perintah transfer pun juga tercantum. Biasanya, PH diminta transfer dalam waktu tiga hingga lima hari berikutnya. Tujuan transfer pun telah ditetapkan oleh server. Bila dalam 2x48 jam, PH tidak mentransfer dananya, maka akunnya akan diblokir karena dianggap tidak disiplin.
Kata Hartono, PH diharapkan mentransfer pada jam-jam awal. Sebab, di waktu yang bersamaan, ada anggota lain yang bertindak sebagai get help (GH) atau membutuhkan dana. Setelah transfer, PH diwajibkan menggungah bukti transfernya ke sistem website. Pihak GH pun juga harus mengkonfirmasi bahwa ia telah mendapatkan dana sesuai permintaannya. Bila GH tidak konfirmasi dalam waktu 3x24 jam, maka akunnya juga akan diblokir.
Setiap anggota baru tidak harus menjadi PH dahulu, tetapi bisa langsung mengajukan GH di hari ke-15 setelah pendaftaran. GH dibebaskan untuk mengajukan sejumlah dana tanpa harus menjelaskan keperluannya. Hartono menuturkan selama ini tak ada anggota yang mengeluh karena merasa dirugikan. Dia kembali menegaskan bahwa program MMM bersifat kemanusian dan sukarela, tanpa ada unsur paksaan. "Selama saya ikut, uang saya selalu bertambah 30 persen setiap bulan dan tidak ada masalah," ujar dia.
Komunitas MMM pertama kali dikenalkan di Rusia. Penggalangan dana yang menawarkan pengembalian dana plus 30 persen ini masuk ke Indonesia pada 2012. Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo, mengatakan pihaknya tidak memfasilitasi masyarakat yang merasa dirugikan oleh arisan Manusia Membantu Manusia (MMM). Pasalnya, dalam arisan tersebut, tidak ada barang atau jasa yang ditawarkan dan menganut sistem multi level marketing (MLM). "Kalau ada pengaduan, ya kami terima. Tapi nggak janji bakal menindaklanjuti," katanya saat dihubungi, Rabu, 7 Agustus 2014.
Hingga saat ini belum ada pengaduan yang masuk ke YLKI terkait investasi bodong tersebut. Sudaryatmo berpendapat bila ada pihak yang dirugikan, belum tentu mau melaporkannya. "Ya karena malu, apalagi kalau dia sebagao tokoh masyarakat," ujarnya. Kepala Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Ardiansyah Parman meyakini, investasi MMM akan berada dalam kondisi yang merugikan pengelolanya. Jika itu terjadi, kata dia, MMM tinggal menunggu hancur.
"Tinggal tunggu meledak saja itu. Tentu pasti suatu saat ada kondisi di mana jumlah uang yang mereka keluarkan dan mereka terima akan berbeda. Pasti akan tutup itu. Pasti akan ada titik itu," ujarnya di Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Dia menjelaskan, sistem seperti MMM tersebut akan sangat cepat merespons setiap akun-akun yang baru bergabung. Dengan respons yang cepat, mereka mencoba meyakinkan pemain baru sehingga dapat percaya dengan sistem yang dibuat meskipun harus mentransfer uang ke rekening pemain lain yang tidak dikenalnya.
Menurut dia, meskipun saat ini belum ada masalah mengenai sistem MMM, pada titik tertentu, masalah akan datang. Ardiansyah meyakini masalah bakal datang dalam waktu dekat. "Untuk menarik pemain baru, biasanya responsnya cepat, sekarang belum ada masalah, tapi sebentar lagi pasti itu," katanya.
Oleh karena itu, satu-satunya cara agar masyarakat tidak tergiur akan investasi seperti MMM ialah dengan membekali masyarakat tentang pengetahuan yang benar. "Satu-satunya harus membekali masyarakat, harus terus disosialisasi. Itu triliunan itu (uangnya), jadi kalau ngasih Rp 50 juta sih kecil buat dia," tandasnya.
Menurut Sudaryatmo, arisan MMM ini termasuk tanggung jawab Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meski tidak jelas keberadaannya alias abu-abu. Sebab arisan MMM itu merupakan bentuk penggalangan dana dan menjanjikan keuntungan. Seharusnya OJK lebih proaktif menertibkan investasi ilegal semacam itu sebelum ada korban yang dirugikan. "Selama ini OJK kesannya cuci tangan terhadap pelaku keuangan yang tidak berizin, padahal jelas-jelas meresahkan masyarakat," ujar Sudaryatmo.
Arisan MMM adalah bentuk investasi keuangan yang menawarkan bunga 30 persen setiap bulannya, tanpa melakukan usaha apapun. Nama sebenarnya adalah Mavrodi Mondial Moneybook (MMM). Sistemnya, setiap anggota membuat akun di website MMM dengan paket dana sesuai keinginan, yakni minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 10 juta.
Analis dari Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, mengingatkan adanya celah penipuan dalam arisan Mavrodi Mondial Moneybox dari Rusia. Di Indonesia, arisan ini diadopsi menjadi Manusia Membantu Manusia (MMM). Dia mencurigai adanya beberapa orang yang berperan sebagai pengelola website, namun menyamar sebagai anggota. Tujuannya adalah mendapatkan jatah transfer dari setiap pendaftar baru.
"Coba kumpulkan sekitar 50 orang yang mendaftar secara bersamaan, pasti masing-masing diminta mentransfer ke nama rekening yang sama. Nah, ini perlu dicurigai. Setelah ketahuan ada nama yang sama, minta saja ke bank untuk membuka siapa dia," ujarnya.
Arisan MMM adalah bentuk investasi keuangan yang menawarkan bunga 30 persen setiap bulannya, tanpa melakukan usaha apapun. Nama sebenarnya adalah Mavrodi Mondial Moneybook (MMM). Sistemnya, setiap anggota membuat akun di website MMM dengan paket dana sesuai keinginan, yakni minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 10 juta. Transaksi dilakukan langsung antar anggota. Setelah mendaftar, dalam waktu 3-5 hari, anggota diminta mentransfer uang sesuai pilihan paket. Akan tetapi, uang ditransfer ke dalam rekening anggota lain yang telah ditentukan dalam sistem MMM. Sekitar satu bulan kemudian, pendaftar tersebut dijanjikan mendapat bunga 30 persen dari uang yang disetor.
Lantaran rawan penipuan, Kiswoyo menyarankan agar masyarakat tidak ikut serta dalam arisan MMM ini. Sebabnya sistem yang diterapkan pada arisan tersebut dinilai tidak jelas dan seperti berjudi. "Seperti berjudi, bisa rugi sewaktu-waktu," katanya. Masyarakat yang ingin berinvestasi, kata Kiswoyo, disarankan agar memilih produk yang jelas seperti reksadana, saham atau deposito di bank. "Paling mentok adalah memiliki tabungan di bank sehingga lebih aman," katanya saat dihubungi, Kamis, 7 Agustus 2014.
Leader Mavrodi Mondial Moneybook (MMM) wilayah Bekasi, Hartono, mengatakan pengembalian dana sebanyak 30 persen setiap bulan bukanlah bunga atau riba. Dana plus itu merupakan keuntungan yang dibagi kepada anggota MMM dari penjualan uang virtual. "Jadi, MMM menciptakan uang virtual, lalu diperjualbelikan. Sehingga ketika PH (profit help atau penyetor dana) membeli makro misalnya Rp 1 juta, saat menjual, harganya sudah tinggi," kata dia saat dihubungi , Kamis, 7 Agustus 2014.
Makro, kata Hartono, merupakan sebutan untuk nilai pertumbuhan yang dipilih. Ada dua jenis pilihan pertumbuhan, yakni pada Senin dan Kamis sebesar 10-11 persen, serta Selasa dan Rabu sebesar 8 persen. Pertumbuhan ini merupakan sistem otomatis dari server pusat di Rusia. "Dari sistemnya begitu, sulit menjelaskan," ujarnya.
'Profit' tersebut tidak harus menunggu sampai akhir bulan, namun di hari ke 15, PH dapat mengambil profit tersebut sesuai pilihan nilai pertumbuhannya. Namun di sisi lain, Hartono menegaskan MMM bukan sarana investasi atau arisan berantai. MMM hanya wadah komunitas penggalangan dana kemanusiaan yang bersifat sukarela.
"Tidak ada sistem website berbayar juga. Website kami gratis, tidak ada pungutan sepeser pun untuk pengoperasionalannya," tutur Hartono. Hingga, MMM telah memiliki anggota sekitar dua juta orang per Juli 2014. Padahal pada Maret 2014, anggota masih 350 ribu orang. Anggota tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia, antara lain Jabodetabek, Aceh, Medan, kota-kota besar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan di wilayah Indonesia Timur
Meski menemukan sejumlah celah, arisan tersebut belum bisa dikategorikan dalam penipuan. Pasalnya, kata Kiswoyo, pengelola tidak memaksa orang untuk mendaftar dan mentransfer sesuai permintaannya. Pendaftar bersifat sukarela untuk bergabung dan memilih paket transfer sesuai kemampuannya, yakni Rp 1-10 juta.
Alhasil, tutur Kiswoyo, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bingung menentukan sikap terhadap arisan itu. "Karena arisan itu tidak jelas." Leader Mavrodi Mondial Moneybook (MMM) wilayah Bekasi, Hartono, membenarkan bahwa komunitasnya itu tidak berbadan hukum. MMM hanyalah sebuah komunitas penggalangan dana kemanusiaan, sehingga tidak diperlukan adanya badan hukum.
"Ini hanya komunitas biasa, apa perlu badan hukum?," kata Hartono dengan nada berbalik tanya saat dihubungi , Kamis, 7 Agustus 2014. Sejak masuk ke Indonesia pada 2012, MMM telah memiliki anggota sekitar dua juta orang per Juli 2014. Padahal pada Maret 2014, anggota masih 350 ribu orang. Anggota tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia antara lain Jabodetabek, Aceh, Medan, kota-kota besar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. "Indonesia bagian timur masih belum banyak," ujar Hartono.
Tak hanya Indonesia, MMM juga tersebar di berbagai dunia. Di antaranya Hong Kong, Vietnam, Malaysia, Singapura, India, dan baru saja launching di Cina. Kata Hartono, MMM dikenalkan pertama kali di Rusia pada 1994. Sistem server MMM berpusat langsung di Rusia. Sehingga yang mempertemukan pihak profit help (PH) dan get help (GH) adalah server di Rusia. Tanpa melakukan usaha apapun, MMM menawarkan pengembalian dana 30 persen setiap bulan.
Hartono menepis dugaan adanya pengelola yang menyamar sebagai anggota untuk mendapat dana sebagai pengoperasian website. "Website kami tidak berbayar. Sama halnya seperti Facebook dan Google, kan tidak meminta penggunanya untuk membayar. Bedanya, di MMM belum ada iklan," tuturnya.
No comments:
Post a Comment