Bank Indonesia (BI), Rabu menjelaskan banyak dana yang terpakai di kinerja keuangan bank sentral untuk melakukan operasi moneter.
"BI masih mengakses likuiditas. Terus bagian dari kebijakan moneter buat menyerap, dan kebijakan itu adalah biaya buat BI," kata Direktur Grup Pengaturan Keuangan Intern BI Hilzahra Pheni di Jakarta.
Menurut dia jika BI tidak melakukan kebijakan itu, maka akan berpengariuh besar kepada perekonomian dan masyarakat.
Laporan keuangan BI pada akhir Desember 2011 menjelaskan beban pengendalian moneter totalnya berjumlah Rp30,3 triliun.
Rincian beban tersebut terdiri dari operasi pasar terbuka sebesar Rp30,3 triliun, pengelolaan devisa Rp67 miliar, pinjaman luar negeri sebesar Rp178,4 miliar, dan operasi moneter lain sebesar Rp19,3 miliar.
Sedangkan pada 2010, seluruh biaya pengendalian moneter sebesar Rp24,4 triliun dengan rincian operasi pasar terbuka sebesar Rp24,1 triliun, pengelolaan devisa 38,7 miliar, pinjaman luar negeri sebanyak Rp158,6 miliar dan jumlah biaya pengendalian lain sebesar 28,1 miliar.
Berdasarkan data BI, defisit neraca naik dari Rp21,1 triliun pada 2010 menjadi Rp25,1 triliun pada 2011.
BI optimis defisit tersebut bisa menurun di masa depan jika rencana pengkonversian Surat Utang Pemerintah menjadi Surat Berharga Negara yang bisa diperdagangkan segera dilakukan.
No comments:
Post a Comment