Friday, May 18, 2012

Saham Facebook Mulai Diperdagangkan Di Nasdaq Dengan Hasil Mengecewakan

Penemu dan kepala eksekutif Facebook Mark Zuckerberg menghadiri pembukaan saham di Nasdaq Jumat 18 Mei 2012. Ia diapit kepala operasional Sheryl Sandberg dan kepala eksekutif Nasdaq Bob Greifeld.


Pria 28 tahun meracik Facebook bersama Sandberg and sejumlah pejabat eksekutifnya. Dalam laman Facebook pribadinya, Zuckerberg menambahkan tulisan: “Mark Zuckerberg listed a company on NASDAQ,” yang dikaitkan ke Sandberg, Wakil Presiden Produk Chris Cox, kepala keuangan David Ebersman, deputi David Kling dan kepala presiden keuangan Cipora Herman.
Sesuai keterangan foto karyawan Facebook dalam laman profilnya, Zuckerberg berpidato dalam pembukaan dan menerima sambutan meriah dari para karyawan. Saat Zuckerberg masuk Nasdaq, di luar gedung di Menlo Park, California, karyawan Facebook memenuhi halaman bak sebuah persiapan konser musik rock. 
Bursa Nasdaq dibuka pada Jumat pagi. Namun penjualan resmi Facebook dimulai pada 11.00 siang. Harga saham perusahaan itu dibuka dengan US$ 38 per lembar atau sekitar Rp 350 ribu, sehinga nilai perusahaan itu US$ 104 miliar. Ini menempatkan Facebook sebagai perusahaan termahal di atas Amazon.com (US$98 miliar), Disney (US$78.3 miliar) dan McDonald’s (US$91.7 miliar).
Biasanya bila bursa Wall Street sudah mengalami koreksi tajam akan ada rebound (menguat) dari sisi teknikal. Namun sepertinya belum mungkin terjadi minggu depan, bahkan setelah bursa mencatat kerugian terburuk dimana indeks S&P jatuh dalam enam hari beruntun.


Berakhirnya musim laporan keuangan emiten dan data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis menambah keraguan terhadap pertumbuhan. Indeks S&P 500 yang telah turun 7,3 persen sepanjang bulan Mei, pekan depan saham masih berpotensi melanjutkan penurunan karena masih adanya kekhawatiran kesehatan keuangan Eropa.


Saham Facebook dihari pertamanya melantai di bursa hanya mampu naik 0,6 persen menjadi US$ 38,23 dari harga penawaran perdananya (IPO) US$ 38. Kekecewaan terhadap Facebook yang hanya naik tipis ini membuat saham teknologi lainnya merosot.


Dalam perdagangan semalam indeks aham utama Dow Jones kembali turun 73,11 poin (0,59 persen) ke level 12.369,38. Indeks saham teknologi Nasdaq terkoreksi 34,9 poin (1,24 persen) menjadi 2.778,79, serta indeks S&P 500 juga susut 9,64 poin (0,74 persen) ke level 1.295,22.


Indeks S&P 500 telah mengalami koreksi 4,3 persen pekan ini, penurunan tertajam mingguan tajun ini sehingga berada dibawah level 1.300 untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir.


“Apa yang telah terjadi sejak April, kami akan pergi lebih tinggi lagi karena dunia akan dibajiri uang dan tak mendengar seorang pun yang akan mengambil risiko, namun itu terjadi hanya seminggu,” ujar Peter Cecchini, kepala ekuitas derivative global dari Cantor Firzgerald & Co di New York.


Debut saham Facebook di bursa yang sangat ditunggu oleh para investor di ikuti jatuhnya saham teknologi di bursa Nasdaq, dan mencoba mengirim pesan kepada broker yang menangani pemesahan saham perusahaan jejaring terbesar didunia untuk individu atau ritel. Masalah atas kekhawatiran terhadap sistem perdagangan elektronik pasar menyebabkan beberapa investor mencoba menjauh dari pasar ekutias.


Menguatnya kembali kekhawatiran krisis finansial di zona Eropa hingga potensi keluarnya Yunani dari bagian Uni Eropa serta kesehatan perbankan di Spanyaol membuat bursa New York kembali melemah.


Pendapatan perusahaan yang masih solid serta optimism tehadap perekonomian AS telah memicu kenaikan saham di Wall Street, namun akhirnya tertahan oleh kegelisahan di Eropa.


Para pemimpin negara yang tergabung dalam kelompok G8 mengadakan pertemuan untuk membahas mengatasi krisis keuangan di Eropa. Presiden AS, Barrack Obama telah mendesak para pemimpin Eropa berulang kali untuk berbuat lebih banyak guna mendorong pertumbuhan, takut penularan krisis di Eropa dapa merrugiakan perekonomian AS.


“Pasar saat ini angat oversold, meskipun demikian semua indikator utama tetap memberikan sinyal jual,” kata Larry McMillan, presiden penelitian perusahaan McMillan Analysis Corp. “Kami berharap reli kuat dalam jangka pendek akan hadir, tapi banyaknya sentimen negatif dipasar mungkin akan ada reli dalam tren turun,” paparnya.



Penawaran saham perdana (IPO atau go public) Facebook Inc, Jumat waktu AS atau Sabtu dini hari WIB, tidak berjalan seperti diharapkan.

Ini karena valuasi super tinggi perusahaan jejaring sosial yang dikombinasikan dengan gangguan pada perdagangan saham, membuat harga nyaris mendekati harga penawaran perdana manakala bursa ditutup.

Harga saham Facebook dibuka 11 persen di atas harga penawaran perdananya 38 dolar AS, namun setelah sempat naik ke titik tertinggi 45 dolar AS, harganya kembali menghujam ke posisi 38,23 dolar AS.

Go public Facebook ini adalah IPO terbesar ketiga dalam sejarah bursa AS. Bayangkan, valuasi perusahaan yang baru berumur enam tahun sudah mencapai 105 miliar dolar AS.

Lembeknya debut saham Facebook yang sebelumnya diperkirakan para analis akan mengerek nilai Facebook antara 10 - 50 persen ini tidak mempengaruhi prospek Facebook yang memiliki 900 juta pengguna serta sudah begitu familiar dipakai untuk kegiatan bisnis dan sosial di seluruh dunia.

Tapi IPO kurang menggembirakan ini menjadi pukulan telak bagi Morgan Stanley yang menjadi underwriter IPO Facebook.

Menurut sejumlah sumber, Morgan Stanley mati-matian mempertahankan level harga 38 dolar AS dengan membeli sendiri saham Facebook di pasar terbuka. 

Para pelaku saham yakin harga saham Facebook akan terus menghadapi tekanan di pekan depan.

Go public Facebook ini juga mempermalukan bursa saham NASDAQ, karena perdagangan sempat tertunta gara-gara banjir pesanan saham Facebook. 

Bapepam-nya AS (SEC atau Security and Exchange Commission) menyatakan akan mengkaji insiden ini.

Perusahaan-perusahaan jejaring sosial dan internet yang berharap ikut terdorong harga sahamnya oleh IPO Facebook ini juga terkena dampaknya. Harga saham raksasa gaming sosial Zynga anjlok 15 persen.

Para analis menyebut Facebook terlalu ambisius memasang harga IPO.

"Underwriter-underwriternya serakah dengan alasan demi kepentingan pemegang saham dan memasang harga cukup tinggi sampai mereka sendiri tak mendapat banyak dari gebrakan di hari pertama ini," kata Bill Smead, kepala investasi Smead Capital Management, yang mengaku tidak ikut-ikutan membeli saham Facebook pada IPO ini. 

"Mereka membesar-besarkan skala IPO itu," sambungnya seperti dikutip Reuters.

No comments:

Post a Comment