Thursday, May 31, 2012

Membedah Potensi Saham Ritel Supra Boga Lestari

Seiring situasi ekonomi Indonesia yang semakin kondusif membuat pertumbuhan industri ritel diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Pertumbuhan ini ditopang oleh pengembangan usaha yang kian agresif sejalan dengan upaya perbaikan distribusi serta kemampuan pemerintah untuk menurunkan laju inflasi, memelihara stabilitas politik dan kondisi keamanan nasional sehingga menarik lebih banyak penanam modal asing ke Indonesia.

Melihat peluang ini, salah satu perusahaan ritel dengan format jaringan supermarket Ranch Market (RM) dan Farmer’s Market (FM), PT Supra Boga Lestari Tbk., terus bergerak untuk melakukan ekspansi.

Untuk penopang ekspansi ini, dalam waktu dekat perseroan berencana melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) untuk menjadi salah satu emiten di Bursa Efek Indonesia.

Dalam aksi korporasi ini, Supra Boga menawarkan harga saham IPO pada kisaran Rp425-510 per saham dengan melepas sebanyaknya 312.897.500 saham atau setara 20% ke publik.

Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini akan digunakan sebesar 21% untuk melunasi utang perbankan, 60% untuk investasi pembukaan toko baru dan 19% digunakan untuk modal kerja perseroan.

Dari research eTrading Securities yang dikutip di Jakarta, Jumat (25/5) mengungkapkan dalam rencana IPO ini, Supra Boga diprediksi akan mendapatkan dana segar sekitar Rp133 miliar hingga Rp160 miliar.

“Melihat semakin tingginya dan pesatnya pertumbuhan penduduk serta ekonomi masyarakat Indonesia merupakan potensi pasar bagi industri seperti ini. Hal ini juga dipicu semakin banyaknya tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia sehingga menjadi ceruk pasar yang dapat dimanfaatkan,” ungkapnya. 

Di sisi lain konsep perseroan yang memfokuskan diri pada pasar menengah atas, terbukti ampuh hingga saat ini kendati untuk memperoleh kepercayaan dan keloyalan dari pelanggannya biaya yang diinvestasikan lebih besar dibandingkan perusahaan sejenis pada umumnya, di mana biaya investasi rata-rata yang dikeluarkan oleh perseroan untuk tiap gerai adalah Rp8–10 milliar.

Selain itu ditopang pertumbuhan pendapatan masyarakat menengah ke atas di Indonesia yang pesat turut meningkatkan pertumbuhan konsumsi secara keseluruhan. 

“Kesadaran konsumen meningkatkan kecerdasan konsumen dalam mengkonsumsi barang sehingga konsumen akan semakin selektif dalam mengkonsumsi,” katanya.

Sebagai gambaran Supra boga merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang memperoleh sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), sertifikasi tingkat keamanan makanan tertinggi di dunia, dan ISO 9000 pada tahun 2003 serta ISO 22000 Food Safety Management System pada tahun 2008.

“Dengan lisensi HCCP yang dimiliki ini memberikan perseroan berpotensi meningkatkan tingkat penjualan dan jumlah konsumen,” 
urainya.

Selain itu, apabila dibandingkan dengan peritel lainnya, Supra Boga memiliki keunggulan kompetitif dalam hal operasional bisnis dan pangsa pasarnya sehingga dapat menjadi potensi bagi para pemegang saham. 

“Namun demikian perlu diingat akan karakter peritel yang memiliki margin keuntungan yang relatif terbatas dan mengutamakan cashflow yang tinggi,” jelasnya riset tersebut.

No comments:

Post a Comment