Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur meminta PT Nestle Indonesia menaikkan harga pembelian susu segar mulai 2012. Saat ini, harga di tingkat peternak Rp 3.200-3.500 per liter. “Idealnya, Nestle membeli Rp 4.500 per liter di level atau Rp 4 ribu per liter di tingkat peternak," kata Ketua GKSI Jawa Timur Abdi Swasono di Malang, Senin, 28 Mei 2012.
Menurut Abdi, harga susu segar Indonesia paling murah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lain. Di Malaysia, misalnya, rata-rata seharga Rp 5.400, Thailand Rp 5.200, Filipina Rp 4.800, dan Vietnam Rp 4.200 per liter.
Harga beli Nestle dinilai tidak sebanding dengan biaya pembelian pakan. Rata-rata per hari peternak mengeluarkan Rp 33.000-37.500 untuk membeli pakan. Biaya produksi susu di tingkat koperasi pun naik 20 persen sebagai dampak dari ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak.
Sarmadun, Ketua Koperasi Unit Desa Dadi Jaya di Kabupaten Pasuruan, menyampaikan harga beli Nestle yang berlaku sekarang Rp 3.700-Rp 3.800 per liter untuk grade I. Adapun harga grade II hanya selisih Rp 200 lebih rendah. Padahal, biaya produksi per liter susu di atas Rp 2 ribu dengan kualitas pakan sederhana dengan produksi rata-rata 9-10 liter per ekor.
“Kondisi ini sangat memberatkan kami. Rata-rata tiap bulan kami merugi Rp 10 juta karena harga susu segar tak sebanding dengan pembelian Nestle. Banyak peternak yang sekarang malas mengurus sapi-sapinya karena tak menguntungkan,” kata Sarmadun, pemilik 90 ekor sapi perah.
Koperasi Unit Desa Dadi Jaya di Desa Pucangsari, Kabupaten Pasuruan, merupakan satu dari 27 koperasi susu (total 36 koperasi susu) di Jawa Timur yang bekerja sama dengan Nestle Indonesia.
Eko Sugiarto, Manajer PT Nestle Indonesia Pabrik Kejayan, menolak berkomentar. Menurut dia, soal harga susu menjadi kewenangan kantor Nestle di Jakarta. “Saya hanya bisa menjelaskan soal proses produksi di sini. Soal harga berlaku jangka panjang yang ditentukan banyak faktor, salah satunya harga susu dunia yang cenderung fluktuatif. Tapi soal harga itu biar kantor Nestle di Jakarta yang menjelaskan,” kata Eko di kantornya.
Pabrik Nestle di Desa Kejayan, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, menyerap 60 persen produksi susu segar yang dihasilkan dari sekitar 135 ribu sapi perah yang dipelihara sekitar 36.500 peternak. Serapan susu segar per hari rata-rata 650 ton. Nestle memiliki delapan tangki besar berkapasitas total 800 ton, plus dua tangki kecil masing-masing 50 ton. Eko mengatakan, Nestle siap menampung seluruh produksi susu segar dari peternak di atas 1.000 ton per hari. “Kami siap menyerap berapa pun susu segar yang diproduksi peternak. Tapi susunya tak ada. Mungkin karena populasi sapi perah berkurang."
sudah saatmya koperasi susu lebih cerdas menyiapakan masa depannya..
ReplyDeletecukup sudah di didekte oleh perusahaan besar yang kejam dan egois...