Monday, May 21, 2012

Harga BBM Memukul Pendapatan Mitra Adiperkasa

Pemerintah baru-baru ini menelurkan setidaknya empat kebijakan, salah satunya penghematan BBM dan sewaktu-waktu menaikkan harga BBM bersubsidi. Kondisi ini mau tidak mau membuat konsumer PT Mitra Adiperkasa Tbk menahan pengeluarannya.

Belum lagi, tingginya down payment (DP) kredit rumah dan kendaraan bermotor, serta kondisi negara-negara di kawasan Eropa, pemulihan AS yang tiada ujung, perlambatan ekonomi China, semuanya dapat mempengaruhi pengeluaran konsumen.

Periset Trimegah Securities Ivan Chamdani mengungkapkan tingginya uang muka rumah minimal 30% dan 30% untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) di atas 70 meter persegi yang akan diberlakukan pada Juni 2012 akan mempengaruhi beberapa pelanggan MAPI.

"Asumsi kami, setiap bulannya masyarakat harus menyimpan pendapatan mereka sekitar Rp10 juta. Bahkan, mereka juga harus menyimpan uang lebih guna mendapatkan impiannya seperti membeli mobil dan rumah," kata Ivan dalam risetnya Mei 2012.

Ia mencotohkan, rumah seluas 92 m2 dengan tanah 100 m2 di Summarecon, Bekasi tahun lalu dijual Rp672 juta. Pada tahun ini, dengan kisaran kenaikan 10-15% untuk tanah dan 6-7% untuk bangunan, maka diperkirakan harga rumah tersebut bisa mencapai Rp762 juta.

Begitu juga dengan batasan menggunakan BBM bersubsidi. Langkah ini ditempuh agar masyarakat kelas bawah dapat menikmati BBM bersubsidi. Artinya, seseorang atau mereka yang sudah berkeluarga harus mengeluarkan dana yang lebih besar.

"Jika kita mengkategorikan kelas menengah dari Bank Dunia maka ada tambahan pengeluaran Sekitar Rp528.000 per bulan atau Rp17.600 per hari (US$2) untuk BBM. Namun, kami lihat pelanggan biasa MAPI US$4.000-US$6.000," tuturnya.

Selain itu, kondisi ekonomi dan politik global yang belum pulih juga mempengaruhi MAPI. Pelanggan MAPI kecenderungan mengurangi pengeluaran di tengah kondisi yang belum menguntungkan. Namun, pertumbuhan penjualan MAPI tetap kuat terlihat dari kenaikan BBM pada 2005 silam meningkat 34% dan 2008 sebesar 24%.

"Kami percaya pembatasan BBM bersubsidi berdampak pada MAPI sehingga membuat marjin dan pendapatannya sedikit tergeser," ungkapnya.

Oleh karena kondisi ini, MAPI sepertinya menurunkan diskon guna menyeimbangkan pengeluarannya. Belum lagi, MAPI harus membayar sewa outlet sehingga mau tidak mau membuat MAPI segera meluncurkan toko baru agar marjin keuntungan dapat meningkat.

Kendati demikian, fundamental MAPI tetap solid. Trimegah memperkirakan laba bersih MAPI tahun ini Rp415 miliar dengan pendapatan Rp7,142 triliun.

"Target harga saham MAPI Rp7.250, dengan asumsi PE 29,1 kali dan PEG 1,9 kali. Hold saham MAPI," sarannya.

No comments:

Post a Comment