Hingga akhir tahun ini pertumbuhan industri rotan diperkirakan mencapai 275 juta dolar AS (Rp2,58 triliun) seiring meningkatnya permintaan produk rotan asal Indonesia di negara tujuan ekspor, seperti Jerman, AS dan Jepang.
"Tahun lalu pertumbuhan industri rotan mencapai 200 juta dolar AS (Rp1,87 triliun) dan tahun ini diharapkan tumbuh 20 persen atau mencapai 275 juta dolar AS. Sampai dengan Mei 2012, ekspor produk rotan sebesar 92 juta dolar AS (Rp864 miliar) dan peningkatannya sangat besar dibandingkan bulan yang sama tahun lalu yang mencapai 55 juta dolar AS (Rp516,6 miliar)," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro Benny Wahyudi pada acara bertajuk Recovery dan Reposisi Industri Mebel dan Kerajinan Nasional di Jakarta, Kamis.
Menurut Benny, diperlukan kerja sama antara pemerintah dengan pelaku usaha agar Indonesia menjadi basis industri rotan.
"Sekitar 85 persen bahan baku rotan terdapat di Indonesia dan diperlukan infrastruktur yang baik untuk mewujudkan basis industri rotan," ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Soenoto mengatakan pada tahun lalu, pasar rotan dunia mencapai 107 miliar dolar AS (Rp1.005 triliun)
"China mendominasi pasar rotan sebesar 40 miliar dolar AS, Vietnam 4 miliar dolar AS dan Indonesia 1,6 miliar dolar AS. Pangsa pasar rotan yang mencapai 1 miliar dolar AS menyerap 1,6 juta tenaga kerja," katanya.
Benny mengatakan industri mebel dan kerajinan mempunyai peranan penting bagi perekonomian Indonesia.
"Industri rotan mempunyai nilai tambah yang tinggi dan penghentian ekspor bahan baku rotan akan meningkatkan investasi," ujarnya.
No comments:
Post a Comment