Pemanfaatan jejaring sosial (social media) seperti Facebook, Twitter, atau LinkedIn dalam kegiatan bisnis bukan sekedar medium promosi.
"Semestinya perusahaan menggunakan jejaring sosial sebagai bisnis sosial yaitu dengan memberdayakannya untuk produktivitas," kata Manajer Software Group IBM Indonesia, Nina K Wirahadikusumah, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Nina mengatakan era bisnis sosial dimulai ketika semakin banyak organisasi atau perusahaan yang menganggap media sosial sebagai cara untuk menang persaingan dan meraih keuntungan.
"Salah satu cara meningkatkan produktivitas perusahaan dilakukan dengan mengadopsi model jejaring sosial untuk menjalin interaksi dengan karyawan (internal), pelanggan, dan mitra (eksternal)," kata Nina.
Interaksi internal perusahaan, menurut Nina, tidak hanya membutuhkan sistem yang mewadahinya, tapi juga memerlukan budaya komunikasi di dalam perusahaan.
"Kenapa setelah seseorang dapat berkomunikasi secara terbuka dengan teman-temannya di jejaring sosial, dia tidak bisa terbuka dengan rekan kerja agar lebih produktif," kata Nina seraya menjelaskan komunikasi terbuka itu harus dilandaskan tanggung jawab.
Sementara, interaksi eksternal perusahan, lanjut Nina, berarti perusahaan dituntut untuk lebih kreatif berkomunikasi dengan pelanggan ataupun mitra bisnis melalui model jejaring sosial.
"Agar pelanggan tetap loyal, perusahaan dapat menghubungkan pesan-pesan di jejaring sosial dengan situs perusahaan melalui perangkat lunak khusus terutama pesan-pesan yang bersifat komplain," kata Nina.
Nina mengatakan IBM menawarkan solusi bagi perusahaan atau organisasi untuk memanfaatkan model interaksi jejaring sosial sebagai alat pengembangan dan peraih peluang bisnis.
No comments:
Post a Comment