Monday, May 28, 2012

Nilai Tukar Rupiah Tertekan Oleh Pembayaran Deviden Dalam Bentuk Dollar


Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan nilai tukar rupiah tertekan karena ada sentimen negatif dari luar negeri. Menurut dia, banyak orang yang ingin memegang dolar Amerika Serikat yang dinilai sebagai aset yang aman.

Faktor penyebab lainnya adalah permintaan terhadap dolar AS di dalam negeri juga sedang tinggi.  "Ada yang untuk kebutuhan impor dan kebetulan Mei ini banyak yang ingin membayar dividen keluar," kata Bambang di Kementerian Keuangan, Senin, 28 Mei 2012.
Bank Indonesia mencatat kurs tengah dolar AS sepekan terakhir terus melemah. Pada Jumat pekan lalu, nilai tukar rupiah tercatat  9.310 per dollar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat menguat tipis dari  9.268 per dolar AS pada Senin, 21 Mei 2012 menjadi  9.265 per dolar AS pada Selasa, 22 Mei 2012, lalu terus bergerak melemah. 

Meskipun tekanan terhadap rupiah terus berlangsung, pemerintah berjanji tak akan membatasi kepemilikan devisa. Ia mengatakan keputusan ini untuk mencegah sentimen negatif di pasar. "Jangan sampai pasar bereaksi negatif. Karena itulah kami tekankan tidak ada kontrol devisa," kata Bambang 

Pemerintah berharap penerapan Peraturan Bank Indonesia mengenai devisa hasil ekspor dan devisa utang luar negeri bisa membantu menjaga stabilitas nilai tukar. Dengan devisa yang banyak, pasokan dolar AS di pasar bisa tersedia dan nilai tukar tak terlalu fluktuatif.

No comments:

Post a Comment