Saturday, September 22, 2012

Bisnis Sepeda Onthel Dari Alumunium Bekas

Suyitno, dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan pemanfaatan bahan alumunium bekas untuk diubah menjadi moda transportasi sehat yakni sepeda alias onthel

Pengembangan sepeda aluminium bekas itu menggandeng sejumlah industri kecil dan menengah (IKM) perajin aluminium di Giwangan, Yogyakarta. Sejumlah komponen seperti rangka, pedal, setang, dan stem yang dipakai merupakan hasil daur ulang cerdas sejumlah perajin aluminium. "Pembuatan sepeda ini melibatkan IKM untuk fokus pembuatan komponen sepeda yang dibuat melalui proses daur ulang," kata dia, Kamis, 13 September 2012.

Metode daur ulang cerdas dikenalkan oleh Suyitno karena keprihatinannya terhadap perajin aluminium yang hanya menghasilkan produk seragam yaitu peralatan rumah tangga secara massal. Kondisi tersebut dilematis saat bahan baku langka di pasaran dan perajin tidak bisa menaikkan harga jual sehingga sektor usaha ini lesu.

Suyitno mencoba mengatasi situasi ini dengan menawarkan kepada perajin untuk melakukan diversifikasi produk hasil daur ulang aluminium. Hasilnya, dari pendampingan sejak 2006 silam, para perajin aluminium tak hanya membuat produk alat-alat rumah tangga, tetapi juga barang lain seperti aksesoris dan perlengkapan kendaraan.

Sepeda yang dikembangkan Suyitno unik tak hanya karena berasal dari bahan daur ulang. Sepeda yang diberi nama Castbike ini rangkanya dibuat melalui proses pengecoran. Sedangkan rangka sepeda pada umumnya dibuat dengan pipa yang disambung melalui proses pengelasan. 

"Pembuatan rangka sepeda dari pipa memerlukan bahan baku dan teknologi pengelasan yang relatif kompleks untuk produksi secara massal," kata pria yang berfokus menekuni kajian Metalurgi ini.

Kenyataan tersebut mendorong Suyitno mencari alternatif proses produksi rangka sepeda dengan memakai teknologi pengecoran sederhana. Dengan teknologi cor sederhana itu diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pipa dan pengelasan yang tergolong kompleks. 

"Proses produksinya lebih sederhana dengan pengecoran ini," kata Suyitno. "Selain itu, teknologi ini memberikan peluang kepada IKM di Indonesia untuk memproduksi rangka sepeda tanpa tergantung pada penggunaan pipa dan pengelasan yang rumit."

Rangka sepeda Castbike tersusun atas tiga komponen yaitu rangka depan, rangka samping kanan, dan rangka samping kiri. Ketiga komponen tersebut disusun dan disambung menggunakan baut. Komponen rangka depan pada lubang dudukan sadel, lubang dudukan stang, dan lubang poros pedal dicetak pejal serta dilubangi dengan mesin bubut. "Perakitannya kami kerjakan sendiri," ujarnya.

Saat ini Suyitno mengembangkan tiga buah model sepeda Castbike yaitu jenis urban untuk laki-laki, urban untuk perempuan, dan model sepeda gunung. Ia pun mentargetkan dalam sehari bisa memproduksi 5 unit sepeda Castbike. "Produksi sudah berjalan dan paten sudah diajukan. Semoga dalam waktu dekat bisa segera dirilis," katanya.

Inovasi sepeda Castbike ini tak hanya memanfaatkan barang bekas, melainkan juga menawarkan proses produksi yang lebih sederhana serta menungkinkan industri kecil dan menegah terlibat dalam pengerjaanya. Karya Suyitno ini pun terpilih sebagai salah satu dari 104 karya inovasi Indonesia paling prospektif di tahun 2012 versi Business Innovation Center (BIC) Kemenristek RI. Dalam kompetisi tersebut diikuti sebanyak 2.519 karya inovasi dari berbagai bidang. 

No comments:

Post a Comment