Thursday, September 20, 2012

Perbankan Kurang Perhatian Pada Industri Pertanian

Menteri Pertanian Suswono menilai saat ini perbankan kurang mendukung pengembangan dunia pertanian sehingga sektor tersebut kurang berkembang.

Perbankan terlalu berhati-hati saat akan memberikan kredit pada sektor pertanian. Demikian dikatakan Suswono saat melakukan kunjungan kerja di Palu, Senin.

Sektor pertanian dinilai memiliki resiko tinggi jika diberikan pinjaman lunak meskipun itu melalui kredit usaha rakyat (KUR). Perbankan takut uangnya tidak kembali, padahal pemerintah telah menjaminnya, kata Suswono.

Bahkan saat berkunjung ke desa-desa, Suswono mengatakan, perbankan secara terang-terangan meminta jaminan terhadap petani kecil.

Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini pemerintah telah mengajukan rencana Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani agar para petani lebih terlindungi.

Menurutnya, petani adalah kaum yang terjepit, di sisi lain harga produk pertanian diharap tidak terlalu melambung namun kesejahteraan petani yang sebagian besar hanya buruh harus bisa ditingkatkan.

Sementara itu Bank Indonesia mencatat jumlah kredit pada sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Tengah masih relatif kecil pada triwulan I/2011, yakni sebesar Rp327 miliar dengan porsi 2,7 persen dari keseluruhan kredit yang ada.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah Rahmat Hernowo, mengatakan kecilnya kredit pada sektor yang memiliki porsi terbesar pada pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah ini perlu menjadi perhatian semua pihak agar bisa ditingkatkan secara bertahap. 

Menurut Rahmat, salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai hal itu adalah meningkatkan koordinasi program lintas instansi, yang secara bersama-sama menggarap sektor pertanian. Harapannya akan menghasilkan `output` yang lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan program yang dilakukan sendiri-sendiri.

Pada triwulan I/2012, jumlah kredit yang disalurkan oleh bank umum tercatat sebesar Rp11.378 miliar, atau mengalami pertumbuhan 18,2 persen secara tahunan dan 1,8 persen secara triwulanan.

Dari angka tersebut, penerima kredit bukan lapangan usaha menjadi sektor terbesar dengan penyaluran sebanyak Rp5.595 miliar atau 47,8 persen dari total kredit tersalur. Selanjutnya, kredit sektor perdagangan besar dan eceran sebanyak Rp3.318 miliar atau 29,7 persen.

Sedangkan sektor pertanian yang merupakan penyumbang terbesar produk domestik regional bruto (PDRB) Sulawesi Tengah hanya menerima kredit sebesar Rp327 miliar dengan porsi 2,7 persen. 

No comments:

Post a Comment