Penurunan nilai ekspor kakao Sumatera Utara tahun ini sebesar 33, 2 persen atau menjadi 48,544 juta dolar AS disebabkan krisis global.
"Krisis global membuat permintaan dan harga jual kakao melemah sehingga volume dan nilai ekspor Sumut turun," kata staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Sumut, Fitra Kurnia. di Medan. Sabtu.
Berdasarkan data surat keterangan asal (SKA), volume ekspor kakao Sumut pada Januari-Agustus 2012 sebanyak 20,339 juta kilogram.
Amerika Serikat di luar Malaysia dan Singapura sendiri masih menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor kakao Sumut.
Tetapi volume ekspor ke negara itu menunjukkan tren menurun.
Ekspor ke Malaysia juga melemah meski negara itu sangat membutuhkan kakao Sumut karena industri kakao di negara tersebut cukup berkembang pesat.
Petani komoditas di Sumut, Romel Sembiring, menyebutkan harga kakao terus naik meski belum kembali ke harga normal.
Harga kakao di tingkat petani pekan ini sudah Rp19.000-Rp21.000 per kg dari harga sebelumnya yang sempat anjlok Rp14.500 per kg.
Meski sudah naik tetapi harga masih di bawah harga sebelumnya yang sempat berada pada Rp25.000 per kg.
"Banyak permintaan kakao dari pedagang, tetapi produksi petani tidak banyak," katanya
No comments:
Post a Comment