Pengamat komoditas Ariston Tjendra mengatakan, masih meningkatnya harga emas dipicu dari tertekannya nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia.
"Harga emas global menguat, didukung oleh penurunan dolar AS dan perkiraan Spanyol yang akan meminta dana bantuan (bailout) dari Uni Eropa," kata Ariston yang juga Kepala Riset Monex Investindo Futures.
Ia menambahkan, harga komoditas telah diuntungkan dari diumumkannya stimulus moneter berupa "quantitative easing" (QE) dari Federal Reserve AS pada putaran ketiga beberapa pekan lalu.
Menurut dia, investor khawatir dampak dari pelonggaran kuantitatif tahap tiga itu menggerus dolar AS sehingga beberapa investor mencari emas sebagai aset terbaik.
"Logikanya, jika bank-bank sentral dunia yang mencetak uang lebih banyak, seseorang dapat menduga bahwa investor akan menyimpan beberapa aset yang tidak dapat diproduksi dengan jumlah tak terbatas, dan pada poin ini, emas sesuai dengan program investor," kata dia.
Sementara, harga emas dunia hari ini (22/9) berada di posisi 1.778 dolar AS per ons atau sedikit meningkat 7,80 poin (0,44 persen) dibanding hari sebelumnya.
Corporate Secretary Division Head PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Tedy Badrujaman mengatakan, dampak dari QE sebenarnya lebih ke level harga emas, dimana dengan adanya kebijakan itu nilai tukar dolar AS akan cenderung melemah dan investor lebih tertarik dengan aset lain, seperti emas.
"Dengan adanya QE, kecenderungannya adalah harga emas akan naik," ucap dia.
Meski demikian, ia mengakui, kebijakan QE saat ini belum terlihat dampaknya terhadap penjualan emas merek Logam Mulia (LM) yang dijual PT Antam, sebab sebagian besar emas perseroan dijual retail dalam negeri, dan sentiment di pasar domestik akan lebih mempengaruhi penjualan emas Antam.
Tedy mengemukakan, investor ritel di dalam negeri cenderung berinvestasi emas cenderung membeli "small bar" jenis 10 gram - 50 gram. Kecenderungan tersebut tidak dipengaruhi oleh kebijakan QE the Fed.
Dalam laporan per semester PT Antam tercatat, hasil penjualan emas selama semester I 2012 sebesar 3.632 kg atau naik satu persen dibandingkankan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Volume produksi emas selama semester I 2012 mencapai 1.261 kg, terdiri dari 790 kg emas yang didapatkan dari tambang Pongkor dan 471 kg emas dari tambang Cibaliung. Produksi emas periode itu lebih tinggi dua persen dari periode sama tahun sebelumnya karena peningkatan kadar emas tambang Cibaliung.
Sementara, kadar rata-rata bijih emas di tambang Cibaliung mencapai sembilan gram per ton (gpt) dibandingkan dengan lima gpt di tahun sebelumnya pada periode sama. Produksi emas Antam di kuartal II 2012 meningkat sebesar enam persen menjadi 691 kg.
Seiring dengan volume penjualan yang lebih tinggi dan peningkatan harga jual emas sebesar 16 persen dibandingkan semester I 2011 menjadi 1.707,86 per toz pada semester II 2012, pendapatan Antam yang berasal dari emas mencapai Rp1,8 triliun atau naik 65 persen dari periode semester I 2011.
No comments:
Post a Comment