PT Dirgantara Indonesia mendapat kontrak paling besar alias gigantis selama dia berdiri. Untuk tiga tahun ke depan, PT DI dipercaya membuat komponen beberapa tipe pesawat komersial Airbus Industri senilai Rp7 triliun, meliputi tipe A320, A330, A340, A350, dan super mega A380, selain NC-212 seri 400 dan 68 helikopter.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, di Jakarta, Jumat, menyatakan, "Ini momen bersejarah. Jadi kalau lihat pesawat Airbus A380 yang gagah itu, bagian sayapnya buatan Bandung dengan kontrak sepanjang masa." A380 pernah mendarat di beberapa bandar udara di Tanah Air, pesawat terbang komersial terbesar di dunia itu mengantungi 380 paten baru.
Walau belum masuk baris produksi, A350 merupakan seri terbaru dari keluarga Airbus, yang dibuat dalam beberapa seri, yaitu A350-800/900/1000 (XWB). Pesanan pastinya telah 555 unit, masih lebih unggul ketimbang A380 yang mencapai 253 unit.
Airbus Industrie berawal dari konsorsium produsen pesawat terbang Eropa Barat, dengan CASA Spanyol sebagai perintis yang percaya pada IPTN (saat) itu sebagai mitranya di Asia. Selain CASA Spanyol, turut serta Aerospatiale dari Perancis, BAE dari Inggris, dan beberapa yang lain dari Italia dan Jerman.
Menurut Iskan, sepanjang Airbus Industrie masih aktif, maka diperkirakan terus memesan komponen maupun pesawat dari PT DI. Nilai kontrak pembuatan komponen untuk PT DI itu telah mencapai 25 persen dari keseluruhan omzet PT DI.
Selain dari Airbus Industrie, PT DI juga menjadi subkontraktor dari Boeing untuk komponen-komponen pesawat komersialnya. Dalam kerja sama ini, pihak Boeing di Amerika Serikat memesan komponen dari Korea dan pemasok dari Korea tersebut menginginkan komponen buatan PT DI.
Indonesia telah memutuskan memesan enam C-295 dari Airbus Military, divisi pesawat terbang militer Airbus Industrie. Pesawat transport ringan multiguna berbasis CN-235, yang dikembangkan bersama CASA Spanyol dan IPTN di Bandung.
Terkait itu, PT DI mendapat pesanan komponen-komponen C-295 dari Spanyol. Saat ini, sekitar insinyur PT DI berada di Spanyol untuk mendalami teknologi pembuatan C-295.
Menyoal tambahan modal dari pemerintah, Iskan menuturkan pemerintah sudah memberikan suntikan modal sekitar Rp1 triliun tahun lalu untuk PT DI. Saat ini, neraca keuangan perseroan menjadi baik dan layak mendapatkan pinjaman
No comments:
Post a Comment