Sengketa pulau di Laut Cina Timur antara Jepang dengan Cina yang memanas dalam satu pekan terakhir, belum akan berdampak pada relokasi pabrik Jepang dari Cina. Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Sudirman Maman Rusdi, mengatakan pabrikan mobil Jepang belum berniat memindahkan pabriknya dari Cina ke Indonesia.
“Belum, masih terlalu dini untuk memperkirakan soal itu,” kata Sudirman, di Jakarta, Kamis, 20 September 2012.
Menurut Sudirman, produksi pabrik otomotif Jepang di Cina terganggu karena faktor politik. Karena itu, dia menolak memberikan komentar soal kemungkinan relokasi pabrik otomotif Jepang ke Indonesia. “Itu kan konflik politik, jadi kami no comment dulu,” katanya.
Sudirman memastikan konflik kedua negara itu hingga kini belum memberikan dampak apa pun bagi industri otomotif di Indonesia. “Soalnya memang itu urusan mereka, jadi tidak ada pengaruh apa-apa ke Indonesia,” katanya.
Juru Bicara PT Toyota Astra Motor, Widyawati, mengatakan hingga saat ini belum ada rencana Toyota untuk memindahkan pabriknya ke Indonesia. Pemindahan pabrik dari Cina ke Indonesia, merupakan kebijakan principalmobil di Jepang. “Hingga saat ini, belum ada rencana untuk memindahkan pabrik ke Indonesia,” ujarnya.
Widyawati mengatakan konflik antara Jepang-Cina belum mempengaruhi penjualan mobil Toyota di Indonesia.
Hubungan Jepang dengan Cina kembali memanas dalam satu pekan terakhir. Warga Cina melakukan demonstrasi besar-besaran yang membuat sejumlah pabrikan seperti Toyota, Honda, dan Mazda terpaksa mengurangi jumlah produksi karena beberapa pabrik harus tutup.
Aksi unjuk rasa ini muncul menyusul sengketa kepemilikan gugusan Pulau Diaoyu di Laut Cina Timur, yang dikabarkan mengandung ladang gas berkapasitas sangat besar. Ribuan pendemo meminta Jepang mengembalikan pulau tersebut kepada Cina. Sebaliknya, Jepang mengklaim telah membeli pulau yang mereka sebut sebagai Pulau Senkaku itu dari pemilik perorangan berkewarganegaraan Jepang.
No comments:
Post a Comment