Pemerintah menerbitkan obligasi negara ritel seri ORI009 untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN Perubahan 2012 dan mengembangkan pasar surat utang negara domestik melalui diversifikasi instrumen sumber pembiayaan dan perluasan basis investor.
"Melalui ORI009, warga negara Indonesia diberikan kesempatan untuk berperan dalam pembiayaan pembangunan dan memperoleh pendapatan melalui kegiatan investasi pada instrumen yang aman," ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Robert Pakpahan di Jakarta, Jumat.
Robert mengatakan struktur ORI009 adalah memiliki tingkat kupon 6,25 persen dengan minimum pemesanan Rp5.000.000 dan kelipatan Rp5.000.000 serta maksimum Rp3.000.000.000.
Seri ini memiliki "holding period" satu periode pembayaran kupon pertama pada 10 Oktober hingga 15 November 2012, dengan tanggal penjatahan 8 Oktober, tanggal setelmen 10 Oktober dan jatuh tempo pada 15 Oktober 2015.
Selain itu, masa penawaran dimulai 21 September hingga 5 Oktober 2012, pembayaran kupon dilakukan pada tanggal 15 setiap bulan dengan pembayaran kupon pertama kali pada 15 November 2012.
Robert mengatakan pemerintah menargetkan pembiayaan hingga Rp12 triliun untuk penerbitan OR009, namun permintaan dari para agen penjual telah mencapai Rp14,97 triliun.
"Kami belum bisa mengatakan hingga angka berapa untuk upsize target penerbitan, karena sifatnya bergerak tergantung permintaan yang masih bisa naik dan turun," ujarnya.
Menurut dia, fitur yang membedakan penerbitan seri baru dengan seri sebelumnya adalah diterapkannya minimum holding period (MHP) selama periode kupon pertama pada seri ORI009.
"MHP merupakan suatu periode waktu yang ditentukan oleh pemerintah dimana pemilik ORI tidak dapat memindahbukukan kepemilikan ORI-nya," ujar Robert.
Tujuan penerapan MHP ini adalah mengurangi laju perpindahan kepemilikan ORI dari investor individu ke investor institusi lainnya, memperluas basis investor ritel dan memperluas kesempatan investor ritel untuk memperoleh penjatahan ORI di pasar perdana.
"Dengan fitur ini investor baru dapat memindahtangankan kepemilikan ORI009 setelah berakhirnya periode pembayaran kupon pertama dan fitur ini juga untuk mengedukasi investor untuk berinvestasi lebih lama pada ORI," ujar Robert.
Saat ini laju perpindahan kepemilikan ORI dari investor individu ke institusi sangat cepat diawal masa perdagangan ORI di pasar sekunder dan hal tersebut tidak sejalan dengan misi pemerintah agar banyak investor individu yang memiliki ORI hingga jatuh tempo.
Pemerintah melihat investor individu merupakan sumber pembiayaan pembangunan yang sangat potensial untuk dikelola guna mengurangi peran utang luar negeri secara bertahap dalam pembiayaan APBN.
Untuk memenuhi target penjualan dengan distribusi yang merata, agen penjual ORI 2012 akan mengadakan kegiatan marketing ke 28 kota termasuk wilayah Indonesia Tengah dan Timur.
Pemerintah telah menunjuk 22 agen penjual ORI009 yang terdiri dari 17 bank dan 5 perusahaan sekuritas. Adapun agen penjual ORI009 adalah 17 bank dan lima sekuritas, yaitu Citibank NA, Bank ANZ Indonesia, Bank Bukopin, BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, BII.
Kemudian, Bank Mandiri, BNI, Bank OCBC NISP, Bank Panin, BPD Jabar dan Banten, Bank Permata, BRI, Bank UOB Indonesia, Standard Chartered Bank, HSBC, Danareksa Sekuritas, Mega Capital Indonesia, Reliance Securities, Trimegah Securities dan Valbury Asia Securities.
No comments:
Post a Comment