Tuesday, September 11, 2012

Pabrik Pengolahan Besi Pig Iron Di Kulonprogo Membutuhkan Dana 200 Juta Dollar

Pabrik pengolahan pasir besi menjadi besi kasar (pig iron) yang akan dibangun di Kulonprogo, DIY Yogyakarta, membutuhkan lahan seluas sekitar 100 hektare dengan rencana nilai investasi sekitar 100-200 juta dolar US, kata Direktur Industri Material Logam Ditjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Budi Irmawan 

"Sudah dalam perencanaan, tapi masih masalah lahan. Mereka punya konsesi sampai sekitar 100 hektare sekarang sudah 25 hektare, sisanya masih mau dibebasin," kata Budi Irmawan usai Pameran Produk Logam di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa.

Pabrik "Pig Iron" ini merupakan mega proyek besi baja nasional selain proyek pengolahan bijih besi (Iron Ore) di Kalimantan Selatan. Kapasitas produksi dari pabrik besi kasar ini mencapai 1 juta ton per tahun.

Budi mengatakan, salah satu investor untuk proyek yang memanfaatkan bahan baku pasir besi (Iron Sand) ini datang dari Asutralia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan pembangunan proyek ini merupakan langkah untuk menuju pengembangan Industri Logam Nasional menuju standar modern dengan memanfaatkan sumber daya lokal.

Tujuan pemanfaatan sumber daya besi baja dari dalam negeri juga, menurut Panggah seiring dengan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

"Seiring dengan program MP3EI, kebijakan logam akan efisien dan modern dengan pemanfaatan sumber daya lokal," katanya.

Dia menjelaskan potensi bahan baku di dalam negeri yang melimpah perlu dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan daya saing produk.

Menyinggung salah satu proyek besi baja lainnya yaitu pengolahan bijih besi (Iron Ore) menjadi besi spons (Sponge Iron), Panggah mengatakan, kapasitas produksi dari pabrik di Batulicin, Kalimantan Selatan itu mencapai 315 ribu ton yang akan dibangun dengan dua tahap dengan total nilai investasi dua milyar dollar AS

No comments:

Post a Comment