Meskipun dikenal sebagai negara kepulauan dengan potensi kelautan yang besar, ternyata konsumsi ikan masyarakat Indonesia jauh lebih rendah ketimbang negara tetangga. Catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan sepanjang 2011 konsumsi ikan Indonesia hanya sebanyak 31,5 kilogram per kapita, jauh di bawah Malaysia dan Singapura yang mencapai 55,4 kilogram dan 37,5 kilogram per kapita.
"Padahal, produksi ikan nasional mampu mencukupi kebutuhan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, seusai halalbihalal di kantornya, Senin, 27 Agustus 2012.
Dari data yang dihimpun Kementerian Kelautan, konsumsi ikan terendah berada di Pulau Jawa. Adapun masyarakat di kawasan timur Indonesia, di antaranya Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Selatan, menjadi konsumen ikan terbanyak dengan rata-rata konsumsi per kapita sebesar 45 kilogram.
Salah satu penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan nasional ialah mitos yang menyatakan hewan laut itu bisa menyebabkan cacingan. Untuk menepis anggapan itu, pada 2011 Kementerian Perikanan mengampanyekan Gerakan Makan Ikan. Kampanye itu ditujukan untuk menggenjot konsumsi ikan di atas standar pola pangan harapan, yakni sebanyak 31,4 kilogram per kapita per tahun.
Sharif mengatakan tahun ini konsumsi ikan masyarakat diharapkan mencapai minimal 33 kilogram per kapita per tahun. Diharapkan pada tahun 2014 peningkatan konsumsi rata-rata nasional mencapai 38 kilogram per kapita. Kenaikan tersebut diharapkan bisa menggenjot serapan produk bahari nasional secara bertahap.
No comments:
Post a Comment